JurnalPatroliNews -Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memberikan sinyal untuk menyerang Iran, menurut laporan dari beberapa sumber yang dihubungi oleh ABC News pada Jumat (18/10/2024).
Tindakan ini menyusul peluncuran hampir 200 rudal balistik oleh Iran ke arah Israel pada 1 Oktober sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Hizbullah, dan seorang jenderal dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) bulan lalu.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sebelumnya telah mengancam respons yang “mematikan, akurat, dan mengejutkan” terhadap Iran.
Beberapa pejabat Israel juga mendesak agar dilakukan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi Iran, termasuk fasilitas nuklir.
Sumber yang terlibat mengungkapkan bahwa Netanyahu telah menyetujui serangkaian target di Iran untuk diserang. Namun, belum ada penjelasan mengenai fasilitas tertentu yang akan menjadi fokus serangan Tel Aviv. “Netanyahu telah menyetujui serangkaian target tersebut.
Namun, belum ada jadwal untuk serangan balasan,” ungkap sumber tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Russia Today.
Awal minggu ini, Washington Post melaporkan bahwa Netanyahu telah berjanji kepada Presiden AS Joe Biden bahwa Israel hanya akan menyerang target militer Iran sebagai tanggapan.
Janji ini muncul setelah Biden mendesak pemimpin Israel untuk menghindari serangan terhadap infrastruktur minyak atau nuklir Iran.
Teheran, di sisi lain, telah meminta Israel untuk menahan diri dari langkah-langkah eskalasi lebih lanjut. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, memperingatkan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, bahwa Iran akan memberikan tanggapan yang “tegas dan penuh penyesalan” jika Israel melanjutkan serangannya.
Dalam panggilan telepon tersebut, Araghchi menegaskan bahwa Iran telah berupaya melindungi perdamaian dan keamanan kawasan.
Ia juga meminta Guterres untuk menggunakan sumber daya PBB untuk “menghentikan kejahatan dan agresi rezim Israel serta mengirim bantuan kemanusiaan ke Lebanon dan Gaza.”
Komentar