Komisi Narkotika yang berbasis di Wina memilih untuk menghapus ganja untuk penggunaan medis dari kategori yang mencakup banyak obat paling berbahaya di dunia, termasuk opioid yang sangat membuat ketagihan.
Keputusan yang telah lama tertunda tersebut mengklasifikasi ulang ganja dan turunannya dan membuka jalan untuk penyelidikan lebih lanjut tentang kemampuan medis dan penelitian ganja. Perkembangan ini adalah kemenangan simbolis bagi pendukung ganja yang berpendapat bahwa kebijakan banyak negara seputar narkoba sudah ketinggalan zaman.
Konsultan ganja Jessica Steinberg mengatakan kepada New York Times bahwa sementara pasar ganja legal di Eropa dan AS mendorong kebijakan legalisasi, pemungutan suara PBB hari Rabu dapat memiliki efek yang paling bertahan lama di negara-negara di Asia dan Karibia.
“Hal seperti ini tidak berarti bahwa legalisasi hanya akan terjadi di seluruh dunia, [tetapi] ini bisa menjadi momen yang menentukan,” katanya.
Komentar