JurnalPatroliNews – Jakarta – Seorang anggota Dewan Syura Arab Saudi, Yousef bin Trad Al-Saadoun, merespons pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan sindiran tajam.
Jika Netanyahu mengusulkan agar Palestina dipindahkan ke Arab Saudi, maka Al-Saadoun balik menyarankan agar Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyediakan tempat bagi warga Israel di Alaska, sebelum akhirnya bermigrasi ke Greenland setelah “pengambilalihan kekuasaan.”
Sindiran ini disampaikan Al-Saadoun melalui surat kabar Saudi Okaz, di mana ia juga mengkritik pendekatan Trump terhadap Timur Tengah. Menurutnya, kebijakan Trump cenderung gegabah karena mengabaikan nasihat para ahli dan mengesampingkan jalur diplomasi yang seharusnya ditempuh dalam menangani konflik di kawasan.
Al-Saadoun menegaskan bahwa kebijakan yang diterapkan Trump sejalan dengan strategi Israel, yang dinilainya berupaya melakukan pendudukan ilegal di wilayah berdaulat serta mendorong pembersihan etnis. Ia juga menyinggung bahwa seluruh rencana ini telah lama dirancang dan disetujui oleh kepentingan Zionis sebelum akhirnya diumumkan di Gedung Putih.
“Siapa pun yang mengikuti perkembangan Israel akan menyadari bahwa skema ini telah dirancang, disepakati, dan diberikan kepada sekutu mereka agar diumumkan secara resmi oleh AS,” ujarnya, seperti dikutip dari Middle East Eye, Minggu (9/2/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tekanan politik dan propaganda media tidak akan mampu menggoyahkan posisi Saudi dalam menyikapi konflik Palestina-Israel.
“Kaum Zionis dan pendukungnya harus menyadari bahwa mereka tidak bisa mempengaruhi pemimpin maupun pemerintah Saudi melalui permainan media dan tekanan politik yang tidak berdasar,” tegasnya.
Pernyataan Al-Saadoun ini muncul sebagai respons atas pernyataan kontroversial Netanyahu, yang sebelumnya menyebut bahwa Palestina seharusnya didirikan di Arab Saudi, mengingat luasnya wilayah yang dimiliki kerajaan tersebut.
“Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka memiliki banyak tanah,” ujar Netanyahu dalam wawancara baru-baru ini.
Pernyataan ini langsung menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk dari Arab Saudi, yang selama ini tetap konsisten mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan negara merdeka.
Komentar