Perang Rahasia Taliban Lawan ISIS di Jalalabad, Bagaimana Mereka Saling Bertikai?

JurnalPatroliNews – Setiap beberapa hari, mayat-mayat dibuang di pinggiran kota Jalalabad, di Afghanistan bagian timur.

Beberapa mayat merupakan korban penembakan. Banyak juga yang tewas karena digantung.

Kebanyakan mayat memiliki pesan yang ditulis dengan tangan di kantong bajunya. Pesan itu menyebut mereka sebagai Anggota ISIS cabang Afghanistan.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab terhadap pembunuhan yang dinilai sadis dan tanpa dasar hukum itu, tapi biasanya orang-orang mengasumsikan Taliban lah yang bertanggung jawab.

ISIS, yang mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Agustus lalu, merupakan musuh bebuyutan Taliban. Dua kelompok itu kini sedang terlibat pertempuran berdarah di Jalalabad.

Saat ini kondisi di Afghanistan lebih tenang, setelah pemberontakan Taliban terhadap pemerintah berakhir. Namun, di Jalalabad, pasukan Taliban tengah menghadapi serangan, hampir setiap hari.

ISIS, yang di Afghanistan dikenal sebagai Daesh, menggunakan taktik yang sama dengan Taliban saat mereka menggulingkan pemerintahan sebelumnya. Mereka meledakkan bom di pinggir jalan dan melakukan pembunuhan diam-diam.

ISIS menuduh Taliban “murtad” karena tidak cukup garis keras, sementara Taliban menganggap ISIS sebagai ekstremis sesat.

Dr Bashir adalah kepala intelijen Taliban di provinsi Nangarhar, wilayah di mana kota Jalalabad berada. Dia terkenal galak. Dr Bashir pernah membantu mengusir ISIS dari markas kecilnya di provinsi tetangga, Kunar.

Dr Bashir membantah memiliki kaitan dengan mayat-mayat di pinggir jalan itu. Namun, dia dengan bangga mengatakan anak buahnya telah berhasiol menangkap puluhan anggota ISIS. Banyak petempur ISIS yang kabur dari penjara saat Taliban mengambil alih kekuasaan dan kekacauan terjadi di mana-mana.

Di hadapan publik, Dr Bashir dan anggota Taliban lainnya meremehkan ancaman ISIS. Mereka mengatakan perang di Afghanistan telah usai dan mereka membawa kedamaian dan keamanan untuk Afghanistan. Mereka tidak suka ada hal-hal yang bertentangan dengan narasi itu. Dr Bashir bahkan mengklaim bahwa ISIS secara resmi tidak ada di Afghanistan, meskipun semua bukti mengatakan sebaliknya.

“Nama Daesh merujuk pada Suriah dan Irak,” kata dia. “Tidak ada kelompok penjahat dengan nama Daesh di Afghanistan.”

Dia malah menyebut kelompok militan itu sebagai “sekelompok pengkhianat yang telah memberontak terhadap pemerintah Islam kami”.

Faktanya, IS tidak hanya secara resmi hadir di Afghanistan. ISIS telah membentuk cabang atau “provinsi” tertentu yang mencakup wilayah Afghanistan dan menamakan diri sebagai “IS-Khorasan” – menggunakan nama kuno untuk wilayah Asia Tengah.

Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan pada 2015. Di tahun-tahun berikutnya, mereka mulai melakukan serangan mengerikan. Serangan ISIS mulai meluas sejak Taliban mengambil alih kekuasaan. Mereka meledakkan bom bunuh diri di daerah-daerah yang belum pernah mereka datangi sebelumnya.

Komentar