Perang Rahasia Taliban Lawan ISIS di Jalalabad, Bagaimana Mereka Saling Bertikai?

Awal bulan ini, ISIS menyerang masjid-masjid umat Syiah di utara kota Kunduz dan juga di markas Taliban, Kandahar.

Namun, Dr Bashir menegaskan tidak ada alasan untuk khawatir. “Kami memberitahu dunia untuk tidak khawatir,” katanya. “Jika sekelompok kecil pengkhianat bangkit dan melakukan serangan seperti itu, insya Allah, sama seperti kami mengalahkan koalisi 52 negara di medan perang, mereka juga akan dikalahkan.”

Setelah berperang selama dua dekade, Dr Bashir menambahkan, “mudah bagi kami untuk mencegah perang gerilya”.

Namun, kebangkitan ISIS membuat warga Afghanistan ketakutan. Para pejabat Amerika telah memperingatkan bahwa ISIS di Afghanistan dapat mengembangkan kemampuannya untuk meluncurkan serangan di luar negeri dalam waktu enam bulan hingga satu tahun ke depan.

Untuk saat ini, ISIS tidak menguasai wilayah manapun di Afghanistan. Kelompok itu pernah berhasil membangun markas di provinsi Nangarhar dan Kunar, sebelum diusir oleh Taliban dan tentara Afghanistan yang didukung serangan udara Amerika.

Kelompok itu hanya memiliki beberapa ribu petempur, sementara Taliban memiliki sekitar 70.000 anggota, yang sekarang dilengkapi dengan senjata Amerika.

Namun, ada kekhawatiran bahwa ISIS akhirnya bisa merekrut para petempur dari Pakistan dan wilayah Asia Tengah lainnya, serta anggota Taliban yang kecewa jika faksi-faksi saingan berkembang dalam kelompok itu di masa depan.

AS berharap bisa terus melakukan serangan dari luar Afghanistan untuk menggempur ISIS. Namun, Taliban optimistis bisa menghadapi para pemberontak itu sendirian.

Banyak anggota ISIS yang merupakan bekas petempur Taliban dan Taliban Pakistan, sebuah kelompok yang terkait tetapi terpisah. “Kami mengenal mereka dengan sangat baik, dan mereka mengenal kami dengan sangat baik,” kata seorang tokoh Taliban kepada saya sambil tersenyum muram.

Dalam beberapa hari terakhir, puluhan anggota ISIS menyerah kepada pasukan Dr Bashir di Nangarhar. One, mantan anggota Taliban, memberi tahu kami bahwa dia kecewa setelah membelot ke ISIS.

Tidak seperti Taliban, yang telah berulang kali menekankan bahwa satu-satunya tujuan mereka adalah mendirikan “Imarah Islam” di Afghanistan, ISIS memang memiliki ambisi global, katanya kepada kami.

ISIS “akan mengeluarkan ancaman kepada semua orang, ke seluruh dunia. Mereka ingin menguasai seluruh dunia,” katanya. Tapi “kata-kata mereka tidak sesuai dengan tindakannya,” tambahnya. “Mereka tidak cukup kuat untuk menguasai Afghanistan.”

Banyak warga Afghanistan menyebut peningkatan serangan ISIS sebagai awal dari “permainan baru”. Di Jalalabad, bukan hanya Taliban yang menjadi sasaran.

Aktivis masyarakat sipil Abdul Rahman Mawen sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah pernikahan awal bulan ini ketika orang-orang bersenjata menembaki kendaraannya. Dua putranya yang masih kecil, berusia 10 dan 12 tahun meringkuk di dalam mobil saat ayah mereka ditembak mati. ISIS, melalui pernyataan singkatnya, mengklaim bertanggung jawab.

Saudara Abdul Rahman Mawen, Shad Noor, tampak sedih. “Dari lubuk hati saya, ketika Taliban mengambil alih kekuasaan, kami sangat senang dan optimis: korupsi, pembunuhan, ledakan akan diberantas,” katanya.

“Tapi sekarang kami menyadari sebuah fenomena baru sedang mengancam kami, dengan nama Daesh.”

Komentar