Pusat Produksi Militer Rusia Dihantam Banjir Terburuk, Evakuasi Massal Dilakukan

JurnalPatroliNews – Rusia – Pusat industri militer yang vital di wilayah Kurgan, pegunungan Ural Rusia, kini tengah berjuang melawan banjir terburuk yang terjadi sepanjang tahun ini. Otoritas setempat telah memerintahkan evakuasi dari beberapa distrik pada Sabtu kemarin.

Menurut laporan Reuters, banjir disebabkan oleh meningkatnya volume sungai akibat pelelehan salju yang besar dan hujan lebat yang melanda wilayah tersebut setelah musim dingin yang basah.

Banjir menjadi peristiwa lazim di wilayah Ural, termasuk Kazakhstan utara. Namun, tahun ini banjir mencapai tingkat yang tak terbayangkan sebelumnya, dengan pihak berwenang Kurgan mencatat bahwa sungai Tobol mencapai ketinggian tertinggi sejak 1994.

“Sekarang adalah waktunya untuk mengumpulkan barang-barang dan dokumen serta mencari tempat untuk hewan peliharaan,” kata pihak berwenang melalui aplikasi pesan Telegram, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/4/24).

Pesan tersebut juga menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk meninggalkan daerah yang terkena dampak banjir demi keselamatan mereka.

Kurgan adalah markas dari kompleks industri militer Rusia yang penting, termasuk pabrik besar yang memproduksi kendaraan tempur infanteri untuk keperluan tentara. Produk-produk dari pabrik ini banyak diminati, terutama di Ukraina, di mana pasukan Rusia telah melakukan serangan di beberapa wilayah.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak langsung banjir terhadap operasional pabrik militer Kurganmashzavod.

Menurut laporan dari Kantor Berita TASS, yang mengutip informasi dari layanan darurat, diperkirakan ketinggian air di sungai Tobol akan mencapai puncaknya dalam dua hingga tiga hari mendatang.

Sementara di wilayah Orenburg yang juga terdampak banjir, situasinya mulai membaik dengan berkurangnya volume air. Pihak berwenang setempat telah mengonfirmasi hal ini.

Pada hari Jumat, kilang minyak Orsk yang sebelumnya terpaksa menghentikan produksinya karena tergenang banjir, kini telah kembali beroperasi. Kilang tersebut sebelumnya telah menyatakan force majeure pada pasokan bahan bakar mulai 8 April lalu.

Komentar