Sementara itu, Trump juga kerap menghadapi tuduhan sebagai agen Rusia. Pejabat Rusia menolak tudingan ini, dengan alasan bahwa selama masa kepresidenannya (2017-2021), Trump tetap memberlakukan kebijakan keras terhadap Rusia.
Kremlin juga menepis tuduhan AS terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2024 dan menyebut klaim kampanye disinformasi sebagai rumor tak berdasar.
Perang Ukraina
Konflik yang telah berlangsung lebih dari dua setengah tahun di Ukraina kini memasuki tahap yang, menurut pejabat Rusia dan Barat, mungkin menjadi fase akhir.
Saat ini, pasukan Rusia terus mempercepat pergerakannya di medan pertempuran, dengan kemajuan terbesar sejak awal perang.
Putin, pada 14 Juni lalu, menetapkan syarat untuk mengakhiri konflik ini, termasuk tuntutan agar Ukraina menghentikan ambisi keanggotaan NATO serta menarik pasukan dari empat wilayah yang telah diklaim Rusia.
Rusia saat ini mengendalikan wilayah Krimea yang dicaploknya dari Ukraina pada 2014, serta sekitar 80% wilayah Donbas (meliputi Donetsk dan Luhansk). Rusia juga menguasai sebagian besar Zaporizhzhia dan Kherson.
Berbicara dalam sebuah sesi pada Kamis, Putin menyalahkan para pemimpin Barat yang dianggapnya memaksa dunia ke arah konflik dengan berusaha memberikan kekalahan strategis pada Rusia di Ukraina.
“Kami selalu siap untuk bernegosiasi dengan mengedepankan kepentingan bersama yang sah,” ucap Putin, sembari menegur Barat yang pada 2008 menjanjikan keanggotaan NATO bagi Ukraina dan Georgia.
Putin menambahkan bahwa sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Barat tidak pernah menganggap Rusia sebagai mitra yang setara dan justru memperlakukan negara itu sebagai pihak yang kalah, sambil terus memperluas NATO ke arah timur.
“Rusia siap untuk memulihkan hubungan dengan AS, tetapi keputusan ada di tangan Washington. Sementara ini, China adalah sekutu utama kami,” tegas Putin.
Komentar