JurnalPatroliNews – Jakarta – Prancis memperkuat kehadiran militernya di Asia Pasifik, termasuk rencana mengirim kapal induk Charles De Gaulle ke wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan Radio Free Asia (RFA) pada Sabtu (9/11/2024), Angkatan Laut Prancis mengungkapkan bahwa kelompok armada yang dipimpin kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle telah menyelesaikan latihan tiga minggu di Mediterania pada 4-25 Oktober lalu.
Menurut Angkatan Laut Prancis, saat ini awak kapal tengah melakukan persiapan akhir selama empat minggu di dermaga sebelum peluncuran misi kelompok tempur Charles de Gaulle.
Rencana lokasi misi belum diungkapkan, namun sebelumnya seorang perwira senior Prancis mengisyaratkan bahwa misi panjang tersebut mencakup Laut Mediterania Timur, Laut Merah, Samudra Hindia, hingga kawasan jauh Samudra Pasifik.
Dalam laporan Naval News, disebutkan bahwa kelompok kapal induk ini mungkin akan mengunjungi Jepang dan Filipina. Selain Charles de Gaulle, formasi ini mencakup kapal perang tambahan, kapal selam nuklir, kapal pendukung logistik, serta dua pesawat E-2C Hawkeye AEW, 24 jet tempur Rafale Marine, dan empat helikopter.
Sebanyak 3.000 personel, termasuk pelaut dan penerbang, akan berpartisipasi dalam berbagai latihan, termasuk latihan multinasional di Selat Indonesia dengan fokus pada keamanan maritim. Prancis, yang memiliki sejarah panjang keterlibatan di kawasan Pasifik, juga telah menandatangani berbagai kesepakatan pertahanan di Asia-Pasifik, termasuk proyek bantuan senilai USD 438 juta untuk menyediakan kapal patroli bagi Filipina.
Langkah ini mendapat tanggapan dari China melalui artikel di media pemerintah, Global Times, yang mengkritik potensi kehadiran kelompok kapal induk Prancis di Indo-Pasifik sebagai langkah untuk mendukung perluasan pengaruh NATO. Zhang Junshe, seorang pakar militer China, menilai kekuatan Prancis di kawasan ini masih terbatas dan menyebut bahwa upaya ini dapat mengganggu stabilitas regional.
Komentar