Ramai-ramai Kapal Perang ‘Serbu’ Laut China Selatan, Ada Apa?

JurnalPatroliNews – Jakarta, Fenomena kapal perang beberapa negara memasuki wilayah Laut China Selatan (LCS) semakin marak terjadi. Hal ini diyakini untuk mencoba menahan ekspansi teritorial China di wilayah itu.

Terbaru, India mengirim empat kapal perang ke LCS dalam misi pelayaran selama dua bulan. Kapal itu nantinya juga akan melakukan latihan dengan negara-negara yang tergabung dalam Quad yakni Australia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Delhi menyebut bahwa kapal perang yang ditugaskan mencakup kapal perusak peluru kendali, fregat peluru kendali. Lalu ada pula korvet anti-kapal selam, dan korvet peluru kendali.

Selain dengan Quad,Kementerian Pertahanan India juga memaparkan bahwa kapal perangnya akan bekerja dengan unit angkatan laut dari negara-negara pesisir LCS lainnya. Termasuk Singapura, Vietnam, Indonesia dan Filipina.

“Inisiatif maritim ini meningkatkan sinergi dan koordinasi antara Angkatan Laut India dan negara-negara sahabat, berdasarkan kepentingan maritim bersama dan komitmen terhadap Kebebasan Navigasi di laut,” kata pernyataan India, dikutip Rabu (4/8/2021).

Sebelum India, Jerman telah mengirim sebuah kapal perangnya ke LCS.Para pejabat Berlin mengatakan angkatan laut Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum.

Nantinya kapal mereka akan bergabung dengan kapal perang dari negara-negara sekutu seperti AS.

“Kami ingin hukum yang ada dihormati, rute laut dapat dilayari secara bebas, masyarakat terbuka dilindungi dan perdagangan mengikuti aturan yang adil,” kata Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer, dikutip Selasa (3/8/2021).

Tak hanya Jerman, negara Eropa lainnya, Inggris juga akan mengirimkan kapal ke wilayah sengketa perairan China di LCS dan Laut China Timur (LCT). Tak tanggung-tanggung, kapal yang dikirimkan merupakan kapal induk HMS Queen Elizabeth.

“Menyusul pengerahan perdana kelompok penyerang, Inggris akan secara permanen menempatkan dua kapal di kawasan itu mulai akhir tahun ini,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam pengumuman bersama di Tokyo dengan mitranya dari Jepang, Nobuo Kishi pekan lalu.

LCS merupakan jalur penting untuk sebagian besar pengiriman komersial dunia dengan beberapa negara terletak di bibir lautan itu seperti Brunei, Kamboja,China, Indonesia,Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Lautan itu diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan.

China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari lautan itu dalam apa yang disebut sebagai “sembilan garis putus-putus” di mana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Klaim tersebut telah menimbulkan ketegangan politik dunia akan perang terbuka yang mungkin saja terjadi karena konflik teritorial ini.

(cnbc)

Komentar