Selama Ini Berjalan Baik, Ada Apa, Bos Perkumpulan Maskapai Global Datang Ke RI

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan delegasi Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional (IATA) di Jakarta, (6/9/2022).

Dimana menhub meminta maskapai asing untuk menambah jalur penerbangan ke bandara internasional di Indonesia baik untuk penerbangan penumpang maupun barang.
“Kolaborasi dengan IATA selama ini sudah berjalan dengan baik, ke depannya akan terus diperkuat dalam upaya bersama memulihkan industri penerbangan yang mulai bangkit dari pandemi Covid -19,” kata Menhub dalam keterangan, Selasa (5/9/2022).

Setidanya ada beberapa bandara internasional yang disinggung, mulai dari Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kertajati (penerbangan umroh dan kargo), bandara Juanda, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Hang Nadim, Bandara Samratu Langi.

Berlanjut Bandara Zainuddin Abdul Majid, Bandara Kualanamu, Bandara Hasanuddin, Bandara Yogyakarta, Bandara Sultan Iskandar Muda, Bandara Minangkabau, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Bandara Sentani.

Budi Karya menjelaskan selama ini sejumlah kerja sama dengan IATA telah dilakukan, di antaranya yakni: terkait kelestarian lingkungan di sektor penerbangan, penguatan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, pelatihan khusus terkait pengelolaan bisnis di sektor penerbangan, dan lain sebagainya.

Regional VIce President IATA Philip Goh, mengatakan pihaknya akan terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah.
Dia juga membeberkan data industri penerbangan global, dimana momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat.

Tercatat dari data IATA pada Juni 2022 lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan masa sebelum pandemi (2019). Dengan rincian lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.
Pihak IATA juga menjelaskan, pemulihan di sektor penerbangan di kawasan Asia Pasifik bisa berlangsung lebih cepat, namun masih terhambat beberapa hal seperti: kurangnya kapasitas pesawat dan sumber daya manusia akibat dampak pandemi Covid-19. Menurut IATA, permasalahan ini dihadapi oleh sejumlah negara, dimana permintaan penerbangan terus meningkat melampaui jumlah kursi yang tersedia.

Komentar