JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam beberapa bulan terakhir, tujuh maskapai internasional menghentikan rute penerbangan ke China, seperti dilaporkan oleh situs perjalanan Skift.
Beberapa maskapai ini bahkan menutup sepenuhnya operasionalnya di China, termasuk Virgin Atlantic dan Scandinavian Airlines, disusul oleh LOT Polish Airlines dan Qantas.
Maskapai lain, seperti Lufthansa, British Airways, dan Finnair, memilih mengurangi frekuensi penerbangan atau menggunakan pesawat berkapasitas lebih kecil.
Kepala analis dari OAG, John Grant, menjelaskan bahwa penurunan permintaan dan tingginya biaya operasi menjadi alasan utama di balik keputusan ini. Pemulihan ekonomi China yang lamban usai pandemi menekan minat perjalanan, baik keluar maupun masuk ke negara tersebut.
Pada 2019, China mencatat sekitar 49,1 juta wisatawan, namun hingga Juli tahun ini, hanya 17,25 juta pelancong asing yang tiba di sana.
Grant menambahkan bahwa maskapai-maskapai China akan kembali pulih, namun membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Ia menyebutkan bahwa pada 2022, maskapai-maskapai besar China mencatatkan kerugian sebesar 4,8 miliar dolar AS, dan meskipun membaik tahun lalu, masih merugi 420 juta dolar AS.
Sementara itu, faktor lain yang memicu tingginya biaya operasi adalah imbas konflik Rusia-Ukraina. Wilayah udara Rusia, yang menjadi rute utama dari China ke Eropa dan AS, kini ditutup bagi pesawat Eropa dan Amerika, sehingga maskapai harus menempuh rute yang lebih panjang dan memakan bahan bakar lebih banyak.
Namun, maskapai China tetap bisa melewati Rusia, memungkinkan penerbangan yang lebih cepat dan hemat biaya menuju Eropa.
Bahkan, maskapai China akan mengoperasikan sekitar 82% dari seluruh penerbangan antara China dan Eropa musim dingin ini, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa pra-pandemi.
Grant juga menyoroti adanya rencana untuk membuka 18 rute baru antara China dan Eropa meski permintaan tetap rendah.
Menurutnya, maskapai-maskapai China ini berupaya untuk menunjukkan pemulihan operasionalnya, meskipun tantangan di pasar penerbangan internasional masih cukup tinggi.
Komentar