JurnalPatroliNews – Jakarta – Konflik bersenjata antara Iran dan Israel kembali membara dan kali ini mencapai eskalasi paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Minggu, 15 Juni 2025, militer Israel melancarkan serangan udara berskala besar ke ibu kota Iran, Teheran. Sasaran utama dalam serangan itu adalah markas besar Kementerian Pertahanan Iran dan berbagai infrastruktur yang diyakini terkait program nuklir negeri para mullah tersebut.
Sebagai respon, Iran melancarkan rentetan rudal ke sejumlah wilayah Israel, yang menyebabkan jatuhnya korban sipil, termasuk seorang anak kecil dan dua perempuan lanjut usia.
“Langit Teheran dipenuhi kobaran api,” ujar Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataan daring yang menandai peningkatan tajam dalam konflik kedua negara.
Pesawat tempur Israel juga menyerang fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Isfahan, serta menghantam instalasi militer dan laboratorium riset nuklir di wilayah barat Iran.
Associated Press merilis analisis citra satelit yang menunjukkan kerusakan besar pada beberapa infrastruktur penting, termasuk pusat distribusi listrik yang menyuplai sistem sentrifugal bawah tanah Iran.
Kepala Badan Energi Atom Internasional, Rafael Grossi, dalam laporannya ke Dewan Keamanan PBB, menyatakan bahwa kerusakan di permukaan tanah cukup parah dan memicu risiko kerusakan lanjutan pada sistem bawah tanah yang vital.
“Pemulihan fasilitas ini kemungkinan membutuhkan waktu berminggu-minggu,” kata seorang sumber militer Israel yang tak disebutkan namanya.
Israel juga menyatakan telah berhasil menewaskan tiga jenderal senior Iran yang berperan besar dalam program rudal dan komando militer elite Garda Revolusi, yaitu Jenderal Mohammad Bagheri, Hossein Salami, dan Amir Ali Hajizadeh.
Sebagai reaksi keras, Iran meluncurkan gelombang serangan rudal balasan dari Jumat malam, 13 Juni 2025, hingga Minggu dini hari, yang menghantam beberapa titik di Israel. Delapan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 300 lainnya mengalami luka-luka.
Pasukan Garda Revolusi Iran mengklaim telah menargetkan fasilitas penyimpanan bahan bakar untuk jet-jet tempur Israel, meskipun hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari Tel Aviv mengenai klaim tersebut.
Iran juga menyatakan bahwa peluang untuk melanjutkan negosiasi nuklir telah “tertutup sepenuhnya” setelah serangan brutal Israel. Dalam percakapannya dengan diplomat Uni Eropa, pejabat tinggi Iran Abbas Araghchi menuduh Amerika Serikat terlibat langsung dalam serangan tersebut melalui dukungan militer dan intelijen.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyerukan Iran untuk segera menyetujui perjanjian nuklir yang baru.
“Iran harus duduk dan menyepakati kesepakatan, sebelum semuanya musnah,” ujar Trump dalam konferensi persnya.
Komentar