JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintahan Joe Biden mengharapkan Taliban untuk terus mengizinkan perjalanan yang aman bagi orang Amerika dan lainnya untuk meninggalkan Afghanistan setelah penarikan militer AS selesai minggu depan, menurut seorang pejabat tinggi.
“Taliban telah berkomunikasi secara pribadi dan publik bahwa mereka akan mengizinkan perjalanan yang aman,” kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, dalam wawancara CBS TV yang tayang pada Ahad, dikutip dari Reuters, 29 Agustus 2021.
Pasukan AS akan mengakhiri misi evakuasi mereka di Kabul sebelum batas waktu Selasa yang ditetapkan oleh Biden setelah Taliban menguasai sebagian besar negara itu. Upaya itu diperumit oleh ancaman serangan ISIS-K seperti ledakan Kamis yang menewaskan puluhan warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika.
“Setelah 31 Agustus, kami akan memastikan ada rute yang aman bagi warga negara Amerika, penduduk tetap yang sah,” kata Sullivan, menurut transkrip “Face the Nation” CBS.
“Dan ya, kami akan memastikan perjalanan yang aman bagi orang-orang Afghanistan yang membantu kami untuk terus keluar setelah 31 Agustus.”
Perjalanan yang aman seperti itu akan menunjukkan beberapa bentuk kerja sama yang sedang berlangsung antara AS dan Taliban, yang sekarang mengendalikan negara yang dipimpinnya dari tahun 1996 hingga 2001, sebelum digulingkan oleh Amerika Serikat sebagai pembalasan karena menyediakan tempat bagi gerilyawan Al Qaeda yang merencanakan serangan 11 September 2001.
“Rencana kami saat ini adalah tidak memiliki kedutaan besar di Afghanistan mulai 1 September,” kata Sullivan.
Dia mengatakan lebih banyak serangan dan “operasi lain” sedang dipertimbangkan untuk membalas serangan bom bunuh diri pada Kamis, yang diklaim oleh ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan dan merupakan insiden paling mematikan bagi anggota keamanan AS di Afghanistan dalam satu dekade.
Sullivan juga mengatakan para pejabat Amerika Serikat tidak percaya bahwa “kelompok teroris yang relevan di Afghanistan” memiliki kemampuan canggih untuk merencanakan serangan di luar negeri.
(*/lk)
Komentar