Tajikistan sebenarnya telah melarang penggunaan jilbab Islami selama bertahun-tahun secara informal. Tindakan keras terhadap jilbab dimulai pada 2007 ketika Kementerian Pendidikan melarang pakaian Islami dan rok mini gaya Barat untuk pelajar. Larangan ini akhirnya diperluas ke semua lembaga publik, dengan beberapa organisasi yang menuntut staf dan pengunjung untuk melepas jilbab mereka.
Pemerintah daerah bahkan membentuk satuan tugas khusus untuk menegakkan larangan tidak resmi tersebut, sementara polisi menggerebek pasar untuk menahan “pelanggar”. Namun, pihak berwenang membantah klaim dari perempuan yang mengatakan mereka dihentikan di jalan dan didenda karena mengenakan jilbab.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah juga melakukan kampanye untuk mempromosikan pakaian nasional Tajik. Pada 6 September 2017, jutaan pengguna ponsel menerima pesan teks dari pemerintah yang menyerukan perempuan untuk mengenakan pakaian nasional Tajik. Pesan tersebut berbunyi: “Mengenakan pakaian nasional adalah suatu keharusan!”, “Hormati pakaian nasional”, dan “Mari kita jadikan tradisi yang baik dalam mengenakan pakaian nasional.”
Komentar