Setelah itu, dua wartawan lagi dipukul ketika lari menjauh, dikejar pejuang Taliban yang mengayunkan tinju dan melancarkan tendangan.
Zahra Mohammadi, penyelenggara protes, mengatakan kepada AFP bahwa Wanita-wanita itu berbaris meskipun menghadapi risiko.

“Sekolah harus dibuka lagi untuk anak perempuan. Tetapi Taliban mengambil hak ini dari kami,”ujarnya.
Sudah lebih dari sebulan siswi sekolah menengah dilarang bersekolah, sementara banyak wanita dilarang kembali bekerja sejak Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus.
Sebagian pejuang Taliban yang menjaga pawai itu memakai perlengkapan tempur, termasuk pelindung tubuh, helm dan pelindung lutut. Sebagian lain mengenakan pakaian tradisional Afghanistan. Senjata mereka termasuk senapan serbu M16 dan AK-47 buatan Amerika. (**)
Sumber : VOA
Komentar