JurnalPatroliNews – Kamboja – Gelombang panas memakan korban jiwa di Kamboja. Dilaporkan suhu panas ektrem telah meledakkan amunisi yang menewaskan 20 orang di sebuah pangkalan militer.
Provinsi Kampong Speu menjadi saksi kejadian mengerikan ini pada akhir pekan lalu. Kementerian Pertahanan telah mulai menyelidiki tragedi ini.
“Insiden ledakan amunisi pada 27 April 2024. merupakan masalah teknis karena senjata sudah tua, rusak, dan cuaca panas,” kata kementerian dikutip Jumat (3/5/24).
Meskipun demikian, kementerian menegaskan bahwa ini bukan tindakan pemberontakan atau terorisme.
Kejadian amunisi yang mematikan sering terjadi di Kamboja, yang masih dipenuhi dengan senjata peledak dan ranjau akibat konflik sipil lama.
“Kecelakaan” amunisi yang mematikan tidak jarang terjadi di Kamboja. Negara itu masih menjadi ladang bagi sejumlah senjata peledak, termasuk ranjau, sisa konflik sipil selama beberapa dekade.
Di tengah gelombang panas yang melanda Asia Selatan dan Tenggara, suhu mencapai puncak ekstrem. Meskipun demikian, prakiraan hujan dan suhu dingin diharapkan dapat memberikan sedikit kelegaan.
Foto-foto tragedi ini menyebar di media sosial, menunjukkan kehancuran bangunan dan warga yang terluka, termasuk seorang anak kecil.
Untuk mengatasi dampak tragis ini, Perdana Menteri Hun Manet mengumumkan kompensasi sebesar US$20.000 bagi keluarga korban yang meninggal, dan US$5.000 bagi tentara yang terluka. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban mereka dalam menghadapi masa sulit ini.
Komentar