JurnalPatroliNews – Jakarta – Pangeran Harry kembali menjadi sorotan dunia setelah kabar mengejutkan muncul—dirinya disebut menjadi target pembunuhan oleh kelompok ekstremis al-Qaeda. Ancaman ini muncul tak lama setelah pemerintah Inggris resmi mencabut hak perlindungan keamanan polisi yang sebelumnya melekat secara otomatis padanya.
Keputusan pencabutan perlindungan ini terjadi sejak Harry dan istrinya, Meghan Markle, memutuskan mundur dari tugas resmi kerajaan pada tahun 2020. Imbasnya, Harry kini harus menghadapi ancaman keamanan serius, tanpa perlindungan standar yang biasa diberikan kepada anggota keluarga kerajaan.
Dalam dokumen pengadilan yang baru saja dipublikasikan, terungkap bahwa pihak berwenang memberi tahu Harry tentang ancaman pembunuhan tersebut, termasuk pesan mengerikan bahwa kematiannya akan “disambut baik” oleh komunitas ekstremis.
Faktor risiko terhadap keselamatan Harry meningkat tajam, salah satunya karena riwayatnya sebagai veteran militer yang pernah ditugaskan ke Afghanistan, tempat kelompok ekstremis aktif beroperasi.
Pengacaranya, Shaheed Fatima, menyampaikan keprihatinan di hadapan hakim. Ia menegaskan bahwa perkara ini bukan hanya tentang hak dan prosedur hukum, melainkan tentang keselamatan nyawa seseorang.
“Kita tidak bisa mengesampingkan sisi kemanusiaan. Yang kami perjuangkan adalah keamanan dan keselamatan hidup Pangeran Harry,” ujarnya di pengadilan, dikutip dari New Zealand Herald pada Minggu, 20 April 2025.
Fatima juga mempertanyakan keputusan Komite Eksekutif untuk Perlindungan Keluarga Kerajaan dan Tokoh Publik (RAVEC), yang menyatakan Harry hanya berhak atas sistem keamanan yang berbeda dari standar anggota kerajaan aktif. Ia menilai keputusan itu diskriminatif dan tidak adil.
“Alih-alih menerima sistem perlindungan yang setara, Harry justru diberi protokol keamanan yang lebih rendah dari biasanya,” lanjut Fatima.
Tim hukum juga menyoroti absennya penilaian risiko menyeluruh sebelum keputusan pencabutan itu dibuat. Mereka menyatakan bahwa menghapus perlindungan tanpa kajian matang merupakan kelalaian yang bisa berdampak fatal.
“Gugatan ini sejatinya adalah perjuangan untuk melindungi hidupnya,” tegas tim pengacara.
Putusan akhir atas gugatan Harry terhadap Kementerian Dalam Negeri Inggris terkait perlindungan keamanan diperkirakan akan keluar dalam beberapa minggu ke depan. Sumber yang dekat dengan tim hukum mengaku optimistis bahwa hasilnya akan berpihak kepada klien mereka.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa meskipun Harry tak lagi menjadi anggota aktif keluarga kerajaan, ia tetap berada dalam bayang-bayang ancaman global yang nyata.
Komentar