JurnalPatroliNews – AS – Amerika Serikat resmi menghapus Kuba dari daftar negara yang mendukung terorisme, namun kebijakan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut masih diberlakukan.
Keputusan ini disambut positif oleh pemerintah Kuba. Dalam pernyataan resminya pada Rabu, 15 Januari 2025, Kementerian Luar Negeri Kuba menyebut langkah pemerintahan Presiden Joe Biden sebagai keputusan yang tepat dan sesuai dengan harapan rakyat Kuba.
“Ini adalah langkah yang sejalan dengan tuntutan konsisten dari pemerintah dan rakyat Kuba, serta dukungan luas dari komunitas internasional,” demikian pernyataan dari Kemlu Kuba.
Sanksi Ekonomi Masih Menjadi Hambatan Besar
Meskipun penghapusan dari daftar negara pendukung terorisme dianggap sebagai langkah positif, Kuba menegaskan bahwa sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS terus memberikan tekanan besar pada perekonomian mereka.
“Kami mengapresiasi keputusan ini, tetapi kebijakan blokade ekonomi yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia rakyat Kuba masih berlangsung,” ujar perwakilan Kemlu Kuba.
Kuba menyebut sanksi ini mencakup pembatasan transaksi keuangan internasional, larangan perdagangan bagi entitas yang berhubungan dengan Kuba, serta ancaman terhadap pihak asing yang bermaksud berinvestasi di negara tersebut.
Bahkan, kapal dagang yang merapat di pelabuhan Kuba tetap menghadapi risiko pembalasan. Selain itu, warga Amerika Serikat hingga kini dilarang mengunjungi atau berdagang dengan Kuba, kecuali dalam pengecualian yang sangat terbatas.
Kuba Tegaskan Komitmen Anti-Terorisme
Pemerintah Kuba menegaskan bahwa mereka seharusnya tidak pernah dimasukkan dalam daftar negara pendukung terorisme. Mereka menyoroti kontribusi aktif Kuba dalam upaya global melawan terorisme, yang bahkan diakui oleh sejumlah lembaga pemerintah AS.
“Kinerja Kuba dalam memerangi terorisme telah terbukti dan diakui secara internasional. Hal ini semestinya menjadi alasan utama untuk menghapus Kuba dari daftar tersebut sejak awal,” tutup pernyataan itu.
Keputusan ini menjadi tanda awal perubahan hubungan antara AS dan Kuba, meskipun masih banyak hambatan yang harus diatasi untuk mencapai normalisasi penuh.
Komentar