Varian Eris, Inggris Diserbu Covid-19 Baru, Kasus “Meledak”

JurnalPatroliNews – Inggris – Kasus Covid-19 kini kembali melonjak di Inggris. Pakar kesehatan telah mengeluarkan peringatan tentang varian Covid-19 baru dengan nama kode Eris.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan kasus baru telah menyebar dengan cepat ke seluruh Inggris Raya. Sebanyak satu dari tujuh kasus Covid-19 di negara tersebut sekarang dikaitkan dengan varian Eris.

Mengutip The Independent varian Eris secara teknis disebut EG.5.1. Varian ini berasal dari Omicron. Secara global, Eris sudah ditemukan WHO sejak pertengahan Februari. Namun, varian ini masuk ke Inggris sejak Juli.

“UKHSA telah memantau prevalensi Eris karena meningkatnya kasus secara internasional,” ujar lembaga itu dikutip Senin (7/8/2023).

“Eris sekarang menjadi varian paling umum kedua di Inggris, setelah Arcturus yang merupakan hampir setengah dari semua kasus infeksi dengan 39,4%,” tegas UKHSA lagi.

Sementara itu, data resmi pemerintah menunjukkan bahwa infeksi Covid dan rawat inap terkait di Inggris terus meningkat sejak sekitar awal Juli. Ini adalah kenaikan pertama yang dialami negara itu sejak kenaikan tajam di bulan Maret, diikuti oleh penurunan yang relatif tajam di bulan April.

Dalam tujuh hari terakhir, 4.076 orang dinyatakan positif Covid-19 di Inggris, naik 27,8% dari pekan sebelumnya. Sementara itu, 1.438 pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit, meningkat 40,7% dari minggu sebelumnya.

Dari semua wilayah, lonjakan terbesar terjadi di South West of England. Rata-rata Cornwall, Somerset, dan Devon naik 37,48% minggu lalu.

Di tempat lain di Selatan, Surrey juga mengalami peningkatan 103%, dengan 122 kasus. Midlands juga melihat sedikit peningkatan, karena kasus di Worcestershire naik 45,2%, di Staffordshire sebesar 41,7%, dan Derbyshire sebesar 121,4 %.

“Kami terus melihat peningkatan kasus Covid-19 dalam laporan minggu ini,” kata Kepala Imunisasi UKHSA, Dr Mary Ramsay.

“Kami juga melihat peningkatan kecil dalam angka rawat inap di sebagian besar kelompok usia, terutama di kalangan lansia,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meskipun orang lebih terlindungi oleh vaksin dan infeksi sebelumnya, negara tidak boleh lengah.

Otoritas kesehatan dan para ahli mengaku masih memantau situasi dengan cermat dan menyarankan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk membatasi penularan.

Komentar