Wilayah Konflik Global Naik 65% dalam 3 Tahun, Dunia Kian Tidak Stabil

JurnalPatroliNews – Jakarta – Wilayah Konflik bersenjata di berbagai belahan dunia terus melonjak, mencerminkan ketegangan global yang semakin tidak terkendali.

Berdasarkan laporan Conflict Intensity Index (CII) terbaru dari Verisk Maplecroft, wilayah yang terdampak konflik kini mencapai 6,15 juta kilometer persegi, setara dengan hampir dua kali luas India, atau 4,6% dari total daratan dunia.

Angka ini melonjak tajam 65% dibandingkan tahun 2021, ketika wilayah konflik hanya mencakup 2,8% dari total daratan dunia.

Lonjakan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah korban tewas akibat konflik, yang bertambah 29% dalam tiga tahun terakhir.

Pusat Konflik Dunia

Beberapa wilayah utama yang menjadi pusat konflik termasuk:

  • Afrika: Koridor konflik yang membentang dari Sahel hingga Tanduk Afrika mencakup Mali, Burkina Faso, Somalia, Sudan, dan Ethiopia. Burkina Faso menjadi salah satu negara dengan dampak terbesar, dengan 86% wilayahnya kini berada dalam konflik.
  • Eropa Timur: Invasi Rusia ke Ukraina menjadi konflik paling signifikan, yang tidak hanya menghancurkan kehidupan di Ukraina tetapi juga berdampak pada rantai pasok global dan ketahanan pangan di Timur Tengah serta Afrika.
  • Asia Tenggara: Myanmar masih terperangkap dalam kekerasan terkait pemberontakan bersenjata, dengan konflik kecil-kecil yang sulit diakhiri.

Menurut Angela Rosales, CEO SOS Children’s Villages International, 470 juta anak di seluruh dunia terdampak konflik ini.

“Anak-anak menghadapi risiko kehilangan keluarga, eksploitasi, perdagangan manusia, hingga kekerasan akibat konflik yang meluas,” ujarnya.

Peningkatan Kekerasan dan Dampak Global

Clionadh Raleigh dari ACLED mencatat bahwa konflik baru terus bermunculan, sementara konflik lama sulit diselesaikan. “Konflik kecil cenderung lebih fleksibel terhadap sistem politik lokal, sehingga sulit diakhiri,” ujarnya.

Sementara itu, Iain Overton dari Action on Armed Violence menyebut dekade ini sebagai “dekade serangan udara dan drone,” di mana konflik antarnegara semakin mendominasi.

Dampak pada Bisnis dan Ekonomi Global

Hugo Brennan dari Verisk Maplecroft mengingatkan dampak luas konflik terhadap bisnis global, keamanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi.

“Risiko konflik yang terus meningkat menuntut perhatian internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan meminimalkan dampak pada masyarakat sipil,” katanya.

Tantangan untuk Masa Depan

Dengan lonjakan konflik sebesar 65% dalam tiga tahun terakhir, dunia menghadapi tantangan besar untuk mengelola stabilitas global.

Perlu ada upaya kolektif untuk meredam konflik, melindungi masyarakat sipil, dan menciptakan solusi berkelanjutan bagi wilayah yang terdampak.

Komentar