Awas Gelombang 3 Covid RI Kian Dekat, Ini Prediksi Terbaru

JurnalPatroliNews – Jakarta, Setelah sempat mengalami gelombang dua, Indonesia juga dihantui terjadi gelombang tiga Covid-19. Pakar Epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebut posisi Indonesia sekarang tidak jauh dengan negara ASEAN lain yang mengalami peningkatan kasus.

“Masalahnya kapasitas testing, ini yang membuat kenapa kebangkitan potensi kasus akan besar karena terbatas 3T karena kita masih belum dibandingkan Singapura kita masih di bawah 50% cakupan dua kali. Jelas bahwa potensi peningkatan akan terjadi,” kata Dicky, kepada CNBC Indonesia, Minggu (26/9/2021).

Dia menyebut agak sulit untuk memprediksi kapan gelombang tiga terjadi. Kemungkinan di Desember bisa saja terjadi karena saat itu akan ada mobilitas masyarakat yang libur.

Namun mobilitas itu terjadi saat vaksinasi belum lengkap, upaya 3T belum memadai, dan melonggarnya protokol kesehatan 5M yang terjadi di daerah. Ini dilakukan di tengah fenomena ‘balas dendam’ karena adanya kebebasan.

“Di tengah ada fenomena balas dendam kebebasan ini. Nah itu yang akan menyebabkan potensi lonjakan bahkan gelombang ketiga,” ungkapnya.

Dicky berpendapat sebaiknya memperkuat respon soal PPKM. Hal ini bisa belajar dari Norwegia yang menahan pembatasan level satu hingga hampir setengah tahun.

“Ingat Norwegian baru level 1 dia melonggarkan, tapi dia nunggu hampir setengah tahun. Hampir setengah tahun menunggu level 2 ke level 1,” jelasnya.

“Ini pelajaran penting untuk memastikan semua aspek. Nah kita cenderung kalau baik ada kabar baik lebih banyak longgar ketika buruk menjadi ketat. Ini yang menjadi potensi kelemahan sehingga kita bisa menjadi mengalami situasi yang buruk lagi.”

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate mengatakan ada potensi gelombang ketiga Covid-19. Ini karena mobilitas masyarakat yang meningkat diiringi dengan abainya protokol kesehatan dan bukan hanya varian baru saja.

“Untuk itu, kita perlu bersama-sama mengantisipasi lonjakan kasus Covid. Penerapan protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk menghindari lonjakan kasus,” kata dia.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, dia mengatakan sejak 2 Agustus terdapat peningkatan mobilitas di wilayah Jawa-Bali secara signifikan. Sesuai juga dengan laporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis 15 September 2021, dengan empat wilayah mobilitas tinggi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

“Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi, harus menjadi perhatian bersama. Kita semua harus selalu waspada dan tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, agar peningkatan mobilitas masyarakat bisa terus sejalan dengan upaya penanganan pandemi Covid-19,” jelas Johnny.

(cnbc)

Komentar