Bahas Dampak Lockdown Nasional, Raja-raja Malaysia Bakal Adakan Pertemuan Khusus

JurnalPatroliNews – Jakarta – Yang Dipertuan Agung Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah, dikabarkan akan mengumpulkan semua raja-raja di negara itu pada Rabu (16/6/2021). Dalam pertemuan itu Sultan Abdullah akan mengajak seluruh raja untuk berdiskusi mengenai penanganan pandemi Covid-19.

Dalam sebuah rilis resmi Istana Negara Malaysia, ada dua topik penting dalam pembahasan pandemi Covid-19. Pertama ia ingin membahas cara-cara yang diperlukan untuk mengekang pandemi dan kedua, mengenai dampak pemberlakuan kondisi darurat dan lockdown nasional.

“Perbincangan raja-raja Melayu ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memerangi penularan wabah infeksi Covid-19 dan pelaksanaannya selama kondisi darurat,” tulis pernyataan resmi itu, dikutip rekan media, Kamis (10/6/2021).

Sebelumnya, Raja Malaysia itu juga mengundang beberapa tokoh politik seperti Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin dan tokoh oposisi Anwar Ibrahim pada Rabu (9/6/2021).

Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ia telah memohon kepada raja untuk tidak memperpanjang keadaan darurat di negara itu. Mengenai persoalan politik, Anwar tidak mengatakannya lebih lanjut.

“Kami telah menyuarakan pendapat kami bahwa keadaan darurat yang berlanjut akan mengakibatkan kerugian negara, tidak membantu dalam penanganan Covid-19 dan akan mempengaruhi perekonomian terutama bagi rakyat (rakyat) di kelompok berpenghasilan rendah,” kata Anwar.

“Kami melihat bahwa semua langkah yang dapat dilakukan untuk membantu situasi tidak memerlukan keadaan darurat. Jadi kami memohon kepada raja untuk mencegah kelanjutan keadaan darurat sebanyak mungkin.”

Raja Malaysia pada Januari lalu telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh negara untuk mengekang penyebaran Covid-19. Ini akan berakhir pada 1 Agustus atau lebih awal tergantung pada keadaan pandemi.

Keadaan darurat ini telah menunda sidang parlemen dan majelis negara bagian serta pemilihan umum. Menanggapi hal itu, anggota parlemen oposisi pimpinan Anwar membentuk Komite untuk Mengakhiri Deklarasi Darurat pada bulan Maret dan meluncurkan petisi untuk meminta diakhirinya keadaan darurat.

Sementara PM Muhyiddin sendiri saat ini berada di bawah tekanan partai oposisi dan mitra pemerintah. Ia diminta membuktikan dukungan parlemen ke pemerintahannya. Tekanan ini semakin berhembus kencang setelah PM berdarah Bugis itu digugat oposisi lantaran keputusannya untuk penangguhan parlemen selama keadaan darurat Covid-19.

Sementara itu Malaysia kini mencatat total 627.652 kasus corona dengan 3.536 kematian. Kemarin, mengutip Worldometers, Malaysia mencatat 5.566 kasus baru dengan 76 kematian.

 

(*/lk)

Komentar