JurnalPatroliNews – Jakarta – Seorang anak balita berinisial J hampir kehilangan nyawanya setelah menjalani prosedur medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Dugaan malapraktik mencuat setelah J mengalami kebocoran usus dan komplikasi serius pasca tindakan endoskopi yang dilakukan oleh seorang dokter senior di rumah sakit tersebut.
J adalah anak dari Adam Harits, Co-Founder Gem Research International Laboratory. Ia pertama kali membawa anaknya ke RSCM pada 28 Agustus 2024 karena masalah pencernaan dan penolakan makanan pendamping ASI (MPASI). Awalnya, J dirujuk ke dokter rehabilitasi medik, yang kemudian mengarahkan ke spesialis THT.
Setelah pemeriksaan oleh spesialis THT menunjukkan adanya tanda iritasi di tenggorokan (cobblestone appearance), J dirujuk ke dokter senior berinisial P. Namun, menurut keterangan Adam, dokter tersebut langsung merekomendasikan endoskopi tanpa menyentuh tubuh J, hanya berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya.
“Saat itu saya keberatan karena usia anak saya belum genap satu tahun. Saya sarankan terapi GERD dulu, tapi malah diberi jawaban bernada religius dan menyindir soal kemampuan finansial,” ujar Adam, Rabu, 25 Juni 2025.
Endoskopi pertama dilakukan pada 1 November 2024 dan mengonfirmasi adanya GERD. Namun setelahnya, kondisi J justru memburuk. Muntah kembali terjadi, bahkan lebih parah dari sebelumnya.
Pada tahap ini, Adam mendapat saran dari dokter rehab medik untuk memasang selang nutrisi. Namun saat dikonfirmasi kepada dokter P, ia justru dituduh menolak tindakan medis dan kembali ditawari endoskopi kedua, yang menurut Adam tidak perlu dilakukan hanya untuk keputusan pemasangan selang.
Komentar