Bergetar Lebih Tinggi Lebih Efektif Melawan Virus

BERGETAR LEBIH TINGGI

Copas dari Laman Desi Hilawati ‘Echy’ sudah ijin share pemiliknya

Mereka yang cenderung spiritual akan memahami:

Virus covid memiliki getaran 5,5hz dan mati di atas 25,5hz.

Untuk manusia dengan getaran yang lebih tinggi, infeksi adalah iritan ringan yang akan segera hilang!

Alasan memiliki getaran rendah bisa jadi:

Ketakutan, Fobia, Kecurigaan

Kecemasan, Stres, Ketegangan.

Kecemburuan, Kemarahan, Benci, Keserakahan, Kemelekatan atau Rasa Sakit.

Jadi..kita harus mengerti untuk bergetar lebih tinggi, sehingga frekuensi yang lebih rendah tidak melemahkan sistem kekebalan kita.

Frekuensi bumi saat ini adalah 27,4hz.  tetapi ada tempat yang bergetar sangat rendah seperti:

Rumah Sakit

Pusat Bantuan

Penjara

Bawah tanah dll.

Di sinilah getaran turun menjadi 20hz, atau kurang.

Bagi manusia dengan getaran rendah, virus menjadi berbahaya.

Nyeri 0,1 hingga 2 hz.

Takut 0,2 hingga 2,2 hz.

Iritasi 0,9 hingga 6,8 hz.

Kebisingan 0,6 hingga 2,2 hz.

Kebanggaan 0.8 hz.

Superioritas 1.9 hz.

Getaran yang lebih tinggi di sisi lain adalah hasil dari perilaku berikut:

Kedermawanan 95hz

Syukur 150 hz

Compassion 150 hz atau lebih.

Frekuensi Cinta dan welas asih untuk semua makhluk hidup adalah 150 Hz atau lebih.

Cinta tanpa syarat dan universal dari 205hz.

Tertawa tulus adalah 500hz.

Begitu..

Getar Lebih Tinggi !!!

Apa yang membantu kita bergetar tinggi?

Mencintai, Tersenyum, Berkah, Berterima Kasih, Bermain, Melukis, Bernyanyi, Menari, Yoga, Tai Chi, Meditasi, Berjalan dibawah sinar Matahari, Berolahraga, Menikmati alam, dll.

Makanan yang diberikan Bumi kepada kita : biji-bijian–sereal-kacang-kacangan-buah-buahan dan sayuran.

Air minum: bantu kami bergetar lebih tinggi ….. !!

Getaran doa mulai dari 120 hingga 350hz.

Jadi bernyanyi, tertawa, cinta, bermeditasi, bermain, bersyukur, Bergetar tinggi …. !!

Informasi ini dikumpulkan & diedit oleh:

Naturotherapist Dr. Harshal Sancheti, Nasik

Sumber asli informasi ini adalah dari buku Power Vs Force.

Berdasarkan Tesis Doktor David R Hawkins.

Komentar