JurnalPatroliNews – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menggelar dialog virtual dengan sejumlah pemangku kepentingan di Jawa Timur secara virtual, Selasa (31/8/2021).
Di antara masalah yang mengemuka terkait Covid-19 dalam silaturahim tersebut adalah masalah kesadaran masyarakat dan banyaknya hoax.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan para tokoh agama dan rakyat pada umumnya percaya Covid-19 itu memang nyata sebagai penyakit yang mengancam masyarakat, meskipun memang ada sedikit yang tidak percaya.
“Di daerah Pak Menko, di Madura, masih ada sedikit yang tidak percaya. Tapi umumnya sudah percaya, mau divaksin dan ikut prokes. Mohon dibantu kelancaran vaksinasi untuk santri di ponpes-ponpes,” kata Kiai Marzuki.
Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri KH Anwar Iskandar mengatakan, secara mayoritas ulama dan umat percaya Covid-19 memang nyata dan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat, apalagi dengan anggaran sangat besar.
Kiai Anwar menyadari, di masa pandemi Covid 19 banyak hoax bertebaran. Sebenarnya, lanjut Kiai Anwar, pembuat hoax Covid-19 itu hanya sedikit tapi terompetnya keras dan sering membuat gaduh.
“Mohon pemerintah bertindak tegas dalam menetralisir banyaknya hoax tersebut,” katanya.
Terkait hoax, Mahfud menyadari hal itu merupakan masalah serius. Menurut dia, satu sisi pemerintah mau menjamin kebebasan berbicara, tapi di sisi lain banyak hoax yang mengadu domba dan memfitnah, sehingga mengancam kebersatuan.
Dalam diskusinya dengan Dewan Pers bulan Juli lalu, Mahfud bilang kurang dari 1.000 media mainstream yang terverifikasi dan bisa diidentifikasi karena jelas pengurus dan strukturnya. Tapi ada 800 ribuan media yang bebas membuat berita apa saja karena tanpa ada penanggung jawab redaksi yang jelas.
“Sumber hoax banyak dari media sosial dan media abal-abal, sedang yang dari media mainstream meski memuat kritik, umumnya masih bisa diterima. Kita sedang berusaha mengatasi masalah ini melalui telaah terhadap peraturan perundang-undangan, deteksi intelijen, dan keamanan”, ujar Mahfud.
(cnbc)
Komentar