Ini Caranya..! Strategi Gubernur Sulut, Tekan Laju Penyebaran Covid-19 di Sulut

JurnalPatroliNews – Manado,– Kasus penyebaran Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut) terus mengalami penurunan.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel merilis data terbaru per 31 Mei 2021, dimana angka kesembuhan sebesar 94,85% dan Angka Kematian (Case Fatality Rate) sebesar 3,46%.

Dari kasus terkonfirmasi positif sebanyak 15.754 orang, 14.944 pasien telah dinyatakan sembuh.

Upaya penanganan yang dilakukan Gubernur Sulut Olly Dondokambey pun menjadi salah satu yang terbaik se-Indonesia.

Hasil survei Charta Politika Indonesia pada 2020 lalu, mengungkap persepsi publik soal kinerja kepala daerah yang dianggap paling baik dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia menempatkan Olly pada urutan 9 dari ratusan kepala daerah (Kada) meliputi gubernur, bupati dan walikota se-Indonesia.

Survei dilakukan melalui wawancara telepon dengan metode simple random sampling kepada 2.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada 6-12 Juli 2020.

Penghargaan serape juga diberikan CNBC Indonesia Awards kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

CNBC Indonesia Award adalah sebuah acara tahunan pemberian penghargaan kepada para tokoh ekonomi bisnis, kepala daerah, institusi pemerintah dan juga korporasi swasta yang banyak menelurkan prestasi dan inovasi untuk kemajuan Indonesia.

Berdasarkan hasil riset internal Televisi CNBC Indonesia, Olly Dondokambey menjadi salah seorang Kepala Daerah yang berhak mendapatkan penghargaan, atas kontribusi dan prestasi dalam memimpin Sulawesi Utara di masa pandemi Covid-19.

Ia dianugerahi penghargaan The Best Leader – The Innovative Leader in Agroindustry.

Lantas, apa saja strategi Olly Dodokambey ketika pandemi Covid-19 melanda dunia?

Diketahui, sejak awal pandemi di Sulut, Gubernur Olly Dondokambey langsung menetapkan status siaga darurat penanganan bencana non alam virus corona atau covid-19 di Sulut.

Status ini berlangsung selama 75 hari terhitung mulai 16 Maret sampai 29 Mei 2020 dan terus diperpanjang.

Kebijakan yang dikeluarkan melalui SK Gubernur No. 97 tahun 2020 ini mengacu pada pernyataan juru bicara pemerintah covid-19 dalam konferensi pers pada tanggal 14 Maret 2020, yang menyatakan bah Sulut menjadi salah satu daerah penyebaran covid-19.

Selain itu, World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemik pada tanggal 11 Maret 2020.

Adapun biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada APBD Sulut, APBN, serta sumber dana iain yang sah dan tidak mengikat.

Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penananganan COVID-19 di Sulut resmi juga menjadi Peraturan Daerah (Perda), Selasa (18/5/2021).

Dalam ketentuannya, Perda tersebut mewajibkan masyarakat baik perorangan maupun pelaku usaha dan pengelola serta penanggungjawab tempat dan fasilitas umum, agar mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan (prokes).

Setelahnya, Gubernur Olly mulai menghadirkan fasilitas untuk upaya 3T atau tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment).

Upaya ini adalah salah satu upaya utama penanganan COVID-19.

Gugus Tugas Covid-19 Sulut yang dipimpin Gubernur Olly Dondokambey bahkan meningkatkan kapasitas pemeriksaan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) dari 500 spesimen swab test menjadi 2.000 spesimen per hari.

Strategi tersebut bukan tanpa alasan.

Olly memahami kapasitas pemeriksaan laboratorium di Sulut saat itu belum mampu mengakomodasi banyaknya spesimen swab test terkait Covid-19 yang masuk setiap harinya sehingga sebagian sampel ada yang dikirim ke laboratorium di luar Sulut yang mengakibatkan perpanjangan waktu tunggu hasil pemeriksaan swab.

Sebagai solusi atas kendala tersebut, Olly menyiapkan lab PCR di Universitas Sam Ratulangi berkapasitas 1.000-1.500 spesimen per hari dan meningkatkan kapasitas lab RSUP Prof Kandou untuk menambah jumlah pemeriksaan Covid-19 di Sulut.

Selain itu, GTC-19 Sulut juga bakal mendapatkan bantuan mobil tes PCR dari pemerintah pusat dalam dua pekan mendatang.

Mobil ini bisa memproses 120 spesimen yang bisa diketahui hasil tesnya dalam jangka waktu 8 jam.

Menurut Olly, jika kapasitas pemeriksaan berhasil ditingkatkan maka tidak ada lagi keterlambatan pemeriksaan spesimen swab test di Sulut.

Terkait bantuan mobil PCR, Olly memastikan kesiapan GTC-19 Sulut mengoperasikan fasilitas canggih tersebut untuk melakukan pemeriksaan secara massal.

Lebih lanjut, Olly mengajak masyarakat bersama pemerintah melawan Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan air sabun.

Gubernur juga membangun Rumah Sakit Lapangan Darurat Covid-19 di Kota Manado.

Setelah dilakukan renovasi dan penambahan fasilitas, RS Lapangan Darurat Covid-19 ini memiliki fasilitas ruang karantina sebanyak 20 bed, ruang isolasi sebanyak 5 bed, ruang gas medis dan ruang penunjang.

Selain itu juga dilakukan perbaikan pada fasad bangunan dengan perapihan dan finishing cat dan penggunaan ACP dan penambahan ramp untuk mempermudah aksesibilitas bangunan gedung untuk pasien maupun tenaga medis.

Selain penyediaan fasilitas, Olly Dondokambey juga memperhatikan soal investasi.

Terbukti, di tengah pandemi Covid-19, nilai investasi di Sulut dalam triwulan 1 (Januari-Maret) 2021 mampu mencapai Rp1,7 triliun.

Adapun target realisasi investasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat/BKPM RI untuk Sulut Tahun 2021 sebesar Rp5.510.000.000.000 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara sebesar Rp3.750.000.000.000.

Artinya, secara kumulatif periode Triwulan I Tahun 2021 realisasi investasi Sulut yang telah direalisasikan oleh investor sebesar Rp1,7 triliun atau 31,15% dari target pemerintah BKPM RI tahun 2021 dan mencapai 45,76% dari target RPJMD Sulut tahun 2021.

Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulut yang dipimpin Franky Manumpil, realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,18 triliun (401 Proyek) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terealisasi sebesar Rp0,5 triliun (64 Proyek).

Gubernur Olly menerangkan bahwa kemudahan perizinan bagi investor sebagai bentuk komitmen Pemprov Sulut untuk menindaklanjuti pesan Presiden Joko Widodo soal upaya mempermudah proses perizinan di Indonesia.

“Bagaimana tugas tanggung jawab kita pemerintah daerah menyerap dan melakukan apa yang disampaikan Pak Presiden Joko Widodo dalam pelaksanaan tugas daerah untuk mempercepat seluruh perijinan yang ada,” kata Olly beberapa waktu lalu.

Tak lupa juga Gubernur Olly menyampaikan terima kasih kepada Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut men-support sehingga Sulut bisa melakukan ekspor di tengah pandemi.

“Saya sangat bersyukur karena didukung juga oleh Menko Perekonomian dalam menunjang kita menuju daerah ekspor hub bagi kita di Sulawesi Utara. Semoga Tuhan selalu memberkati kita,” kata Olly.

Olly mampu menjalankan inovasi kreatif, sehingga di saat pandemi Covid-19 pun, ekonomi Sulut tetap bergerak.

Bahkan berhasil mengekspor aneka komoditas dengan membuka penerbangan kargo langsung dari Manado ke Tokyo, Jepang.

Pemerintahan Daerah Sulut di bawah kepemimpinan Olly Dondokambey-Steven Kandouw sukses mampu mengangkat Nilai Tukar Petani (NTP) dari 96,21 di tahun 2016 menjadi 98,23 di tahun 2019.

Ini mengindikasikan tingkat kesejahteraan petani semakin melesat.

Untuk melindungi panen, Olly Steven melakukan terobosan melalui program asuransi gagal panen kepada petani yang kali ini sudah mencapai 3.000 hektar dan akan terus diperluas.

(Finda Muhtar)

Komentar