Jangan Lengah! PPKM Longgar tapi Fatality Rate RI Tertinggi

JurnalPatroliNews – Jakarta, Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian kasus akibat Covid-19 di Indonesia rupanya jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat (AS) dan India.

Hal ini disampaikan mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama.

“Case Fatality Rate (CFR) Indonesia lebih tinggi dari kebanyakan negara tetangga ASEAN dan beberapa negara lain,” kata Tjandra dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (24/8/2021).

Tjandra membeberkan jika CFR Indonesia mencapai 3,2%. Angka ini tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Malaysia sendiri tercatat hanya memiliki 0,9%, Thailand (0,9%), Kamboja (2,0%), Vietnam (2,2%), Singapura (0,1%), Laos (0,1%), dan Myanmar (3,8%) serta Timor Leste (0,3%).\

Jika dibandingkan dengan negara lain, angka CFR RI tetap lebih tinggi. Tercatat Korea Selatan memiliki 0,9%, AS (1,7%) dan India (1,3%).

“Meski ada pelaksanaan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak awal Juli 2021 yang lalu, tetapi kita lihat angka kematian masih tinggi,” katanya.

Lalu mengapa angka kematian di Indonesia bisa lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia? Menurut Tjandra, setidaknya ada beberapa penjelasan mengenai hal ini.

“Dengan angka kematian sekitar 3% sekarang ini maka masih tingginya yang meninggal juga terjadi karena masih tingginya jumlah kasus di masyarakat, sehingga presentasi yang meninggal juga masih tinggi,” katanya.

Tjandra mengatakan tingginya angka penularan di masyarakat juga menjadi faktor naiknya angka kematian. Angka positif Indonesia sekitar 20%, ini empat kali lebih tinggi dari angka WHO dan hampir 10 kali lebih tinggi dari India.

Kemudian ada pula faktor kurangnya penanganan dan edukasi kepada pasien isolasi mandiri (isoman) yang memiliki gejala ringan hingga parah. Terkadang pasien baru dibawa ke rumah sakit saat pasien sudah beberapa hari memiliki gejala parah, baik dengan komorbid atau tidak, sehingga biasanya mereka tidak dapat tertolong lagi.

Tes Covid-19 di Indonesia juga dikatakan belum mencapai target 400 ribu sehari, dengan telusur (tracing) 15 kontak per kasus positif. Akibatnya belum semua kasus kasus yang ada di masyarakat dapat terdeteksi sehingga kasus-kasus baru tidak terlacak dengan baik.

Lalu, tingginya angka kematian juga dapat dihubungkan dengan rendahnya cakupan vaksinasi, yang masih sekitar 15% di Indonesia. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan proteksi dari vaksin.

Indonesia kini tercatat memiliki total 3.989.060 kasus infeksi dan 127.214 kematian, menurut data Worldometers.

(cnbc)

Komentar