Ngeri, Tempat Karantina Pemudik di Desa Ini Angker Banget

JurnalPatroliNews – Jateng,– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri mampir ke Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali di sela memeriksa penyekatan arus mudik di Salatiga pada Selasa (11/5). 

Ganjar Pranowo mengunjungi desa yang mendadak viral di media sosial tersebut. Diketahui, pemerintah desa setempat menyediakan tempat karantina di rumah angker bagi para pemudik yang nekat pulang kampung.

Saat Ganjar Pranowo datang, para pemudik yang sebelumnya dikarantina sudah pulang ke rumahnya.

“Katanya ada pemudik yang dikarantina? Sudah pulang to? Wah ini sih serem sekali, kalau siang bagus tapi kalau malam medheni (menakutkan),” katanya.

Rumah karantina Desa Sidomulyo itu memang menyeramkan. Bangunan kecil yang sebenarnya musala itu terletak di tengah hutan dengan jarak lebih dari 300 meter dari permukiman. Lokasinya dikelilingi rerimbunan semak dan pohon-pohon besar. Di depan bangunan itu terdapat sendang tua yang dikelilingi pohon-pohon beringin.

Cerita tentang sendang dan adanya petilasan di tempat itu menambah suasana makin terasa angker. Sejumlah batu berukir seperti peninggalan candi membuat tempat itu dikeramatkan.

“Ini kalau malam gelap ndak. Kalau gelap, ndak bakal bisa tidur to,” ujar Ganjar Pranowo

Kepala Desa Sidomulyo Moh Sawali mengatakan, tempat angker itu sengaja disiapkan untuk karantina bagi pemudik yang nekat pulang tanpa membawa surat kelengkapan. Mereka yang tiba di desa langsung dikarantina di tempat itu selama enam hari.

“Kemarin ada dua orang yang kami karantina. Kami munculkan ke media dan benar-benar menimbulkan efek jera,” katanya.

Sawali menambahkan, biasanya saat Lebaran ada sekitar 500 lebih warganya yang mudik. Namun, setelah ada larangan dan adanya karantina rumah angker itu, pemudik menurun drastis hingga tak lebih dari 25 orang.

“Sekarang tidak lebih dari 25 pemudik. Jadi efek jeranya terasa. Di sini memang tempatnya terkenal angker, wingit kalau masyarakat menyebutnya. Jadi kalau lewat saja sudah merinding,” pungkas Sawali.

Ganjar Pranowo sendiri mengapresiasi ide Moh Sawali yang sangat kreatif. Menurutnya, cara itu bisa mengedukasi masyarakat sekaligus memberikan efek jera.

“Bagus ya, Solo punya tempat karantina bagi pemudik, Banyumas punya dan di sini juga ada. Tapi ini kadesnya kreatif, pokoknya yang ngeyel mudik dikarantina di rumah angker ini selama enam hari. Kan ngeri, membuat orang takut pulang kampung,” ucapnya.

Ganjar Pranowo mengatakan, cara tersebut bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak mudik. Selain itu, juga bisa mengontrol masyarakat agar sehat dan tidak terjadi penyebaran virus Covid-19 di desa.

“Jadi, tujuannya tidak lain adalah untuk menjaga semua masyarakat agar tetap sehat. Sebenarnya saya ingin ngobrol sama yang dikarantina, pengen tahu perasannya tetapi ternyata sudah enam hari dan pulang,” tutupnya. (jpnn)

Komentar