Di mesjid pun ketemu jemaah lain cuma mengangguk tanpa salaman.
Selesai sholat subuh langsung segera pulang. Di rumah seluruh pakian langsung masuk cucian. Jadi, sekali pakai langsung cuci. Tak ada cerita pakian yang sudah dipakai sholat subuh di mesjid masih disimpan untuk dipakai esok atau lusanya.
Di rumah pun, begitu sampai dan ganti baju, langsung disambung mandi. Mau tidur lagi, nyantai atau pergi, pulang sholat subuh dari mesjid “wajib” mandi.
Kebiasan di mesjidpun agak berubah. Semula setelah sholat subuh, jamaah dan imam serta sesama jemaah berbaris bersalaman-salaman, silahturahmi. Sejak covid-19 menyerbu, “tradisi” salam tersebut tak ada lagi.
Sedikit demi sedikit pandemi covid-19 mulai berkurang. Terjadi pula proses perubahan pada diri hamba pribadi dan juga di mesjid. Baju tak lagi selalu lengan panjang. Masker pun sudah dilepas.
Pulang dari mesjid tak lagi harus selalu mandi, tapi cukup cuci seluruh tangan, muka dan rambut. Untuk praktisnya hamba membeli pembersih “3 in 1” yaitu pembersih yang dapat dipakai untuk mencuci rambut, muka dan tangan (dan badan).
Ini karena kebetulan rumah saya bertingkat. Waktu pulang, hamba mandi di kamar atas. Jadi semua perlengkapan mandi ada di atas. Setelah memasuki priode “mencuci” tangan, muka dan rambut, saya lakukan di kamar mandi bawah.
Maklumlah setelah itu mau tidur dengan cucu yang tidur di kamar bawah.
Baju pun, yang sama sudah mulai berani dipakai dua tiga hari, hanya saja baju tersebut sebelumnya begitu pulang mesjid masih disemprot dengan disinfektan sprey dan ditempatkan terpisah.
Suasana mesjid pun sudah mulai menuju normal sepenuhnya. Jemaah sudah boleh menempati posisi normal dan tidak lagi harus ada jarak. Sebagian besar jemaah subuh sudah pula tak memakai masker.
Hanya mereka yang memiliki komorbid dan atau sedang merasa tidak enak badan, masih memakai masker. Seusai sholat, khususnya serelah penceramah selesai, telah mulai ada barisan yang saling bersalaman, meski jumlahnya belum banyak.
Kalau sholat Jumat pun mesjid sudah penuh kembali. Kami pun keluarga sudah pula sholat Jumat di mesjid.
Sejatinya islam mengajarkan kita menjaga kebersihan, baik diri maupun k ilngkungan. Memgambil wudu atau air sambayang, misalnya, jelas mendidik kita untuk menjaga kebersihan diri.
Bukan hanya tangan saja, tetapi juga hidung, kuping, muka, rambut dan kaki. Itu artinya sejak mula islam sudah mewanti-wanti umatnya agar menjaga kebersihan.
Selain mejalankan perintah Allah, ternyata kebesihan juga untuk mencegah datangnya penyakit, termasuk menampik virus, virus apapun, juga covid-19. Kebersihan merupakan upaya mencegahan, menghindari dan juga mengatasi penyakit, tak terkecuali covid-19.
Ajaran islam dalam hal ini sudah lebih dahulu “menembus” dimensi yang sebelumnya tidak begitu diperhatikan manusia. Kehadiran covid-19 lebih menyadari kita betapa hebatnya jangkauan nilai-nilai islami.
Komentar