Tes PCR Covid-19 Masih Bisa “Mempositifkan” Orang, Begini Penjelasan Prof. Beri

JurnalPatroliNews – Setelah sebulan lebih jadi penyintas Covid-19 dan sudah tanpa gejala, tapi kenapa ketika tes PCR masih tetap positif? Apakah orang itu masih menularkan virus?

Begitu salah satu pertanyaan yang dibuat Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Zubairi Djoerban, untuk menjelaskan kerja tes Covid-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Ternyata, dalam beberapa kasus pasien sembuh, memang ada yang tetap menghasilkan hasil positif setelah melakukan tes PCR sebulan kemudian. Kenapa? Karena tes PCR itu juga bisa mendeteksi bangkai dari virus korona atau virus yang mati,” jelas Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya, Jumat (23/7).

Sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini juga menjelaskan terkait apakah penyintas yang terdeteksi positif dari pemeriksaan PCR bisa menularkan Covid-19.

Menurut Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ini, menularkan atau tidaknya penyintas yang terdeteksi positif tersebut bukan dari tes PCR.

“Basisnya adalah gejala. Kalau tak ada, ya tidak perlu tes lagi. Sehingga, tes PCR saat tak ada gejala menjadi tidak penting karena tes itu kemungkinan mendeteksi bangkai virus yang dimiliki sebulan lalu,” paparnya.

Secara sederhana, Zubairi Djoerban menyampaikan bahwa tes PCR memang akan mendeteksi materi genetik (DNA) virus korona, termasuk yang sudah mati.

“Alhasil, jika sudah tak ada gejala setelah sebulan terinfeksi, maka kondisi positif itu tidak menunjukkan infektivitas. Artinya ya tak terlalu mengkhawatirkan,” pungkasnya.

(rmol)

Komentar