Wabah Covid Pirola Mengguncang Inggris, Masyarakat Khawatir

Vaksin imonoterapi dibuat untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh atau sebagai perisai hingga tubuh menjadi lebih sehat dan lebih kuat melawan berbagai macam virus dan bakteri yang menyerang tubuh.

Pasukan sel darah putih sebagai para prajurit, berjuang untuk menghilangkan sel-sel yang terinfeksi dan bermutasi. Sel tersebut adalah limfosit yang dapat berkembang biak, menciptakan antibodi, untuk melawan penyerang selama proses peradangan. 

Di dalam tubuh terdapat Sel dendritik (DC) yang merupakan “jenderal” pengatur pertahanan imun dan respons regulasi kita. Sel kekebalan ini memperkenalkan penanda (antigen) dari zat asing berbahaya seperti virus, bakteri, dan jamur, untuk memulai imunitas. Tidak hanya mengendalikan respons kekebalan, mencegah penyakit autoimun, tetapi mereka juga bisa memimpin sel kekebalan melawan kanker dan bahkan memicu reaksi anti-peradangan, serta membatasi peradangan yang berlebihan. 

Dalam penemuan revolusioner, telah ditemukan potensi sel dendritik melalui terapi imun. Monosit, sekelompok sel muda yang mengalir dalam aliran darah, dapat dimanfaatkan. Dengan mendidik mereka di luar tubuh untuk mengenali sinyal penyerang (antigen), lalu memasukkan kembali, kami memberdayakan limfosit, untuk pertahanan yang lebih kuat terhadap virus, bakteri, dan tumor. 

Bagaimana pembuatan sel dendetrik? autolog (dari darah sendiri) 

Pertama, darah dari tubuh pasien akan diambil lalu dipisahkan sel darah putihnya. Sel darah putih khusus bernama monosit akan dibiakan di laboratorium. Dengan menggunakan media khusus, monosit akan berubah menjadi sel denditrik (DC). Setelah proses itu, DC autolog disuntikkan kembali ke tubuh pasien.

Sel Dendritik Autolog sudah terbukti keamanannya sebagai vaksin COVID-19, terapi Hepatitis B, infeksi HSV (Herpes), infeksi HIV, glioblastoma (kanker otak), Wilms tumor (kanker ginjal), kanker pankreas, diabetes tipe 1, rematik, dan multipel sklerosis. (ASKARA)

Komentar