JurnalPatroliNews – Jakarta – Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di Ibu Kota. Konflik pertanahan di Jalan Kebun Sayur, RT 6 RW 07, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, menyisakan luka mendalam bagi ribuan warganya. Penggusuran paksa dilakukan oleh sekelompok preman yang diduga merupakan anak buah Hercules, atas perintah seseorang bernama Herawati yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
Tanah seluas 23 hektare yang selama ini dihuni oleh sekitar 1.500 kepala keluarga atau sekitar 3.000 jiwa kini rata dengan tanah. Warga yang sebelumnya hidup damai kini terpaksa tidur di posko-posko darurat, dengan hanya pakaian di badan, karena harta benda mereka ditimbun bersama reruntuhan rumah oleh alat berat yang digunakan para pelaku.
Di tengah situasi memilukan itu, artis cantik Camelia Panduwinata Lubis turun langsung ke lokasi. Tak kuasa menahan air mata, ia menyaksikan sendiri penderitaan warga yang kehilangan tempat tinggal.
“Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak yang biasanya bermain, kini harus bermain di atas tanah merah bekas reruntuhan rumah mereka. Para ibu menangis, trauma, kehilangan segalanya kecuali pakaian yang melekat di tubuh. Ini menyayat hati saya,” ujar Camelia dengan mata berkaca-kaca, Sabtu (21/6).
Artis yang dikenal vokal dalam isu-isu kemanusiaan ini menyatakan siap pasang badan melawan premanisme yang memperlakukan warga secara tidak manusiawi. Bahkan, Camelia menegaskan akan memimpin aksi besar-besaran ke DPR RI dan Istana Negara jika pemerintah tetap tutup mata terhadap penderitaan warga.
“Kami akan melawan. Kalau perlu, kita kepung DPR! Ini soal kemanusiaan. Hati nurani pejabat harus digugah. Jangan biarkan rakyat terus-menerus dizalimi seperti ini,” tegasnya.
Camelia juga meminta Polda Metro Jaya untuk bersikap netral dan tidak berpihak kepada para pengusaha yang disebutnya sebagai “cukong-cukong tamak”. Ia mengecam keras jika ada aparat yang melakukan tindakan kekerasan terhadap warga.
“Saya minta kepada Polda Metro Jaya jangan berpihak kepada pengusaha cukong-cukong. Ingat, kalian digaji dari uang rakyat. Malu baju kalian kalau dipakai untuk mengkriminalisasi warga. Polisi harus hadir untuk melindungi rakyat, bukan menyakiti,” ujarnya lantang.
Menurut keterangan warga, mereka telah berulang kali mencoba meminta keadilan dengan mendatangi kantor wali kota, gubernur, hingga pihak kepolisian. Namun hingga kini, belum ada solusi yang jelas. Sementara, rasa trauma dan ketidakpastian terus membayangi kehidupan mereka sehari-hari.
Camelia pun mendesak Presiden Prabowo Subianto agar segera turun tangan menyelesaikan konflik ini.
“Jangan sampai janji-janji kampanye hanya menjadi omong kosong. Presiden pernah berjanji bahwa kepentingan rakyat adalah segalanya. Mana buktinya? Ini saatnya pemerintah hadir dan membuktikan keberpihakannya kepada rakyat,” tandas Camelia.
Warga berharap pemerintah segera hadir memberikan solusi nyata, bukan sekadar janji. Mereka ingin hidup tenang dan aman, tanpa dihantui ketakutan dan kehilangan tempat tinggal.
“Kami minta tolong kepada Presiden Prabowo, tolong bantu kami. Kami ingin hidup tenang bersama anak-anak kami. Setiap hari hidup kami penuh ketakutan, trauma, tidak tahu harus ke mana,” pinta salah satu warga dengan suara bergetar.
Konflik pertanahan di Kebun Sayur ini menjadi salah satu potret buram ketidakadilan di Jakarta. Ribuan nyawa kini menunggu kepedulian dan tindakan nyata dari negara.
Komentar