Imlek 2021 di Tengah Pandemi, Sudirman: Sejumlah Tradisi dan Pertunjukan Seni Ditiadakan

JurnalPatroliNews, Bekasi – Masyarakat Tionghoa saat ini tengah merayakan suka cita Imlek 2021. Namun, perayaan Imlek 2021 ini terasa sangat berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Perayaan Imlek 2021 atau di tahun kerbau logam ini masyarakat Tionghoa masih berperang dengan Pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 atau virus corona telah mengubah pola kehidupan manusia di seluruh dunia, termasuk dengan pelaksanaan ibadah.

Covid-19 yang belum cukup terkendali di Indonesia membuat perayaan Tahun Baru Imlek 2572 yang jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021 ini menjadi lebih terbatas.

Kelenteng Tek Seng Bio Cikarang, Kabupaten Bekasi yang merupakan kelenteng Tionghoa tertua di Cikarang, menerapkan sejumlah pembatasan dan meniadakan beberapa tradisi untuk mencegah kerumunan dan potensi penularan Covid-19 di antara umatnya.

Ketua Yayasan Tek Seng Bio Cikarang, Sudirman mengatakan, kelenteng ini memiliki ribuan umat, namun hanya sekitar 10 persen yang diprediksi akan tetap datang bersembahyang.

Menurut Sudirman, mereka mengimbau umat untuk mengutamakan bersembahyang di rumah dan tidak berkerumun saat perayaan Imlek.

Kelenteng juga mewajibkan umat yang datang mematuhi protokol kesehatan dan menyiapkan alur aktivitas agar tidak terjadi kerumunan. “Kami maksimalkan hanya 30 orang untuk setiap kelompok di altar pusat,” kata Sudirman, Minggu (14/02/2021).

Salah seorang umat Budha di Kelenteng Tek Seng Bio Cikarang tengah bersembahyang dan tetap mengenakan masker, saat perayaan Imlek 2021 di tengah pandemi Covid-19

“Kami juga mengharapkan umat yang lansia tidak datang, begitu juga anak-anak. Ini sudah kami sampaikan kepada umat sejak jauh-jauh hari,” katanya, menambahkan.

Sejumlah tradisi dan pertunjukan seni yang biasanya memeriahkan perayaan Imlek juga ditiadakan.

Tidak ada pertunjukan barongsai, potehi (wayang kulit), persembahan lilin besar, hingga jamuan makan berkah atau makanan vegetarian yang biasanya berlangsung seusai sembahyang.

“Jadi setelah sembahyang harus langsung pulang. Kalau biasanya bisa nonton barongsai, makan-makan, tahun ini tidak ada sama sekali,” ucapnya.

Meski demikian, Sudirman berharap pembatasan aktivitas ini tidak mengurangi rasa khidmat dan makna perayaan Imlek.

Menurutnya, mencegah kerumunan dan tidak saling berkunjung untuk sementara waktu juga merupakan bentuk upaya menjaga kerukunan dan keutuhan keluarga sebagai salah satu filosofi yang dianut warga Tionghoa.

“Kita tidak ingin dengan perayaan Imlek ini satu atau dua orang anggota keluarga tertular Covid-19, lalu berujung sampai kematian,” imbuhnya.

Chandra (30), salah satu umat di Kelenteng Tek Seng Bio Cikarang mengucapkan rasa terimakasihnya kepada pemerintah karena masih diberikan kesempatan untuk beribadah di Imlek 2021 ini.

Menurut dia, ibadah tahun ini memang sangat terasa berbeda. Namun sebagai umat dan warga negara tentu dirinya mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Lantas, Chandra berdoa kepada Tuhan agar Pandemi Covid-19 ini segera berlalu sehingga kehidupan manusia bisa berjalan seperti sebelum ada ancaman virus lagi.

“Terima kasih masih diberikan kesempatan untuk beribadah, kita sangat berterima kasih sekali. Tahun ini kita harapkan pandemi segera berakhir. kita berdoa bersama,” tuturnya seraya mendoakan umat di seluruh dunia

(*/lk)

Komentar