Ada Bercak Darah! Pangdam Kasuari Lihat Pos Berdarah : Kami Kejar Terus Tangkap

JurnalPatroliNews Jakarta –  Pangdam XVIII Kasuari, Mayjen TNI, I Nyoman Cantiasa nampak sedih menyaksikan bercak berdarah gugurnya empat anggota TNI dalam insiden penyerangan Pos Ramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Pangdam di dampingi, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, dan Bupati Maybrat Bernard Sagrim, meninjau langsung Pos Ramil Kisor, Sabtu (4/9).

Pangdam melihat langsung kondisi Pos Ramil yang porak poranda pasca diserang puluhan orang Kelompok Separatis Teroris (KST) yang diduga pimpinan Manfet Fatem itu.

Pangdam menyaksikan bercak darah masih membekas di dalam pos tempat di mana tiga anggota gugur juga seisi pos yang berantakan dan sudah dipasangkan garis Polisi.

Ketiga anggota yang gugur di dalam pos adalah Serda Ambrosius Apri Yudiman, Praka Muhamad Dhirhamsyah dan Pratu Sul Asnyari Anwar.

Mereka juga melihat areal semak belukar belakang pos yang merupakan tempat pelarian anggota yang selamat. Di sisi lain, area itu juga tepat saat Danposramil Lettu Chb Dirman ditemukan tidak bernyawa dengan luka sayatan senjata tajam.

Pangdam XVIII Kasuari menegaskan tidak ada tempat bagi para pelaku yang dengan sadis melukai dan menghilangkan nyawa anggotanya.

“Sampai kapan pun kita akan terus kejar, tangkap dan minta pertanggungjawaban mereka atas perlakuan yang biadab terhadap anggota kami. Sebab anggota kami di sini tidak pernah menyakiti masyarakat, mereka justru dekat dengan masyarakat serta membantu melaksanakan pembangunan,” tegasnya.

Pangdam juga meminta kerjasama masyarakat untuk segera melapor kepada TNI-Polri yang bertugas ketika melihat orang orang yang terlibat atau yang mencurigakan.

Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, sebagian mengajak masyarakat Distrik Aifat Selatan yang sempat mengungsi pasca kejadian, untuk kembali ke rumah masing masing.

“TNI Polri jamin keamanan wilayah dan keamanan masyarakat,jadi masyarakat harus segera kembali ke kampung untuk melaksanakan aktivitas seperti biasa,” katanya.

(*/lk)

Komentar