Benny Susetyo: Pemuda Harus Jadi Insan Perubahan

Menurut Benny, radikalisme sangat mudah disebar, apalagi dengan kemajuan dan konsumsi teknologi komunikasi dan media sosial.

“Penyebaran radikalisme di era digital mudah, karena informasi sangat mudah didapat tanpa filterisasi, komunikasi tidak terbatas, serta penyebar-penyebar itu sulit dilacak karena orang mudah membuat identitas baru,” jelasnya.

Pakar komunikasi politik ini pun mengajak anak muda menjadi komunitas pemutus kata.

“Semua anak muda harus sadar dan mengerti literasi teknologi, literasi membaca media sosial dan berita-berita di portal online. Anak muda harus menjadi komunitas pemutus kata negatif. Filter, sharing informasi yang diterima, pastikan informasi datang dari sumber terpercaya, berbagilah informasi dengan bijak, dan laporkanlah jika ada berita-berita yang negatif.”

Benny menutup paparannya dengan sebuah seruan.

“Kalau mau jadi insan perubahan, kita harus punya jiwa inklusif, yaitu mengamalkan nilai-nilai Pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial. Dan tetap serta harus menjadi anak muda yang kritis, dapat berita atau info harus bijak dalam menerimanya. Jadilah komunitas pemutus kata-kata yang negatif, serta kembangkanlah Indonesia menjadi yang lebih baik,” tutupnya.

Komentar