Lebih lanjut, Benny menyampaikan, pemimpin yang bermoral sudah barang tentu seorang yang beretika. Etika adalah sebuah keutamaan yang lahir dari kesadaran karena dilakukan secara sadar tahu dan mau, untuk memperhatikan rakyatnya . Etika adalah sebuah perintah yang harus dijalankan demi menjaga martabat pejabat publik agar menjadi contoh serta role model kepada publik.
“Persoalannya sekarang ini adalah rendahnya etika publik. Etika politik, menurut Ricoeur, tidak hanya menyangkut perilaku individual, tapi juga terkait tindakan kolektif. Ketika suatu keputusan butuh persetujuan dari sebanyak mungkin warga negara, legitimasi kolektif publik dapat dimanfaatkan dalam menerapkan politik yang beretika.
Benny menekankan pemimpin yang memiliki keutamaan-keutamaan publik dan etika amat diperlukan guna persatuan dan kemajuan bangsa.
“Maka Pemimpin yang memiliki jiwa pesatuan itu adalah pemimpin yang setelah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Maka dia memiliki yang disebut dimensi ethis, yaitu pemimpin yang merangkul semua golongan. Kalau ada perbedaan pandangan politik harus diselesaikan dengan mencari titik temu secara mufakat agar terciptanya suatu peradaban yaitu keadilan”, ujarnya.
Benny mengajak masyarakat untuk cermat dalam memilih pemimpin yang memiliki keutamaan-keuataam publik yang melayani rakyat dan mempunyai visi kebangsaan dan serta jiwa kepemimpinan yang bermoral
“Saatnyalalah keutamaan-keutamaan publik itu menjadi orientasi pemimpin yang melayani bukan dilayani. Mari kita bersama-sama menemukan kembali pemimpin yang bermoral”, tutupnya.
Komentar