JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Supre
me Judge dan Penasihat Presiden Palestina Urusan Agama dan Islam, H.E. Dr. Mahmoud Sudqi Abdurrahman al-Habbash, di Jakarta pada Jumat, 9 Agustus 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet menyoroti kondisi Palestina yang semakin memprihatinkan di tengah perjuangan panjang yang telah berlangsung lebih dari satu abad.
Ia memastikan bahwa Indonesia akan terus berada di garis depan dalam mendukung kemerdekaan dan kedaulatan penuh Palestina, terutama melalui berbagai forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok.
Bamsoet mengungkapkan bahwa dukungan Indonesia tidak hanya terbatas pada bantuan kemanusiaan. “Kami siap meningkatkan dukungan melalui pengiriman Pasukan Perdamaian ke Jalur Gaza jika diminta oleh Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia juga akan mendorong pengusaha, terutama pengusaha Muslim, untuk berinvestasi di Palestina.
Bamsoet menekankan pentingnya kerjasama ekonomi antara kedua negara, baik melalui model business to business maupun ekonomi wakaf, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Palestina.
Salah satu sektor yang mendapat perhatian khusus adalah pariwisata religi. Bamsoet melihat potensi besar dalam kerjasama antara agen travel Indonesia dan Palestina untuk memfasilitasi kunjungan wisata ke Masjidil Aqsa. “Masjidil Aqsa memiliki makna mendalam bagi umat Islam, terutama terkait dengan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Banyak umat Islam Indonesia yang ingin berkunjung ke sana, namun terkendala akomodasi,” jelasnya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Duta Besar Palestina H.E. Dr. Zuhair Al-Shun, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, serta beberapa pejabat penting lainnya. Dalam kesempatan itu, Bamsoet menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Palestina, yang telah terjalin erat sejak lama. Ia mengingatkan bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara memiliki akar sejarah yang dalam, dimulai sejak 6 September 1944 ketika mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto.
Lebih lanjut, Bamsoet mengutip pernyataan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yang menegaskan bahwa selama kemerdekaan Palestina belum terwujud, Indonesia akan terus menentang penjajahan Israel. “Ini sejalan dengan semangat konstitusi kita yang menentang segala bentuk penjajahan di dunia,” tegasnya.
Komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina bukan hanya sekadar retorika politik, tetapi telah menjadi bagian dari politik luar negeri yang konsisten, sejalan dengan prinsip-prinsip dasar yang dianut bangsa ini.
Komentar