Eskalasi Memanas, AS- Iran Saling Sandera ‘Kapal Tanker’ , Awas Perang!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran terus menerus menunjukan eskalasi panas. Terbaru, keduanya terlibat saling sita kapal tanker yang mengangkut minyak.

Pada Kamis, (27/4/2023), tentara Iran mengatakan mereka menyita kapal tanker minyak Advantage Sweet berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman. Kapal itu diketahui sedang dalam perjalanan dari Kuwait menuju Houston, AS.

Data pelacakan satelit untuk kapal dari MarineTraffic.com menunjukkan kapal tanker itu berada di Teluk Oman di utara ibu kota Oman, Muscat, pada Kamis sore.

Teheran menyebut kapal itu di situ karena diduga menabrak kapal Iran sebelumnya, yang mengakibatkan beberapa korban luka dan 2 orang hilang

“Sebuah kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall ditangkap oleh angkatan laut angkatan laut Iran di Teluk Persia setelah bertabrakan dengan kapal Iran di Teluk Oman dan mencoba melarikan diri,” kata pernyataan militer dikutip Al Jazeera.

AS sendiri menentang aksi Iran ini. Angkatan Laut AS mengatakan pasukan Iran telah merebut kapal tanker minyak Advantage Sweet saat sedang ‘melewati perairan internasional’ di Teluk Oman.

“Pemerintah Iran harus segera melepaskan kapal tanker minyak itu,” tambah Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain, mengecam “pelecehan berkelanjutan terhadap kapal dan campur tangan Iran dengan hak navigasi di perairan regional”.

Sementara itu, penyitaan Iran ini terjadi setelah sebelumnya AS juga merebut kapal tanker pembawa minyak Teheran dalam beberapa hari terakhir di tengah operasi penegakan sanksi.
“Penyitaan AS terjadi setidaknya lima hari sebelum tindakan Iran. Ambrey telah menilai penyitaan oleh Angkatan Laut Iran sebagai tanggapan atas tindakan AS,” ujar perusahaan keamanan maritim Ambrey yang dilansir Reuters.

Saat pasar minyak global mengalami kegelisahan, penyitaan kargo adalah eskalasi terbaru antara Washington dan Teheran setelah bertahun-tahun tekanan sanksi oleh AS atas program nuklir Iran. Iran tidak mengakui sanksi tersebut, dan ekspor minyaknya telah meningkat.

Teheran mengatakan program nuklirnya untuk tujuan sipil sementara Washington mencurigai Iran ingin mengembangkan bom nuklir.

Komentar