JurnalPatroliNews – Jakarta – Seorang guru SMP Negeri di Tabanan, Bali, yang dikenal dengan inisial IW, kini tengah menjadi pusat perhatian setelah akun media sosial yang dikelolanya memposting konten thirst trap.
Konten ini, yang mengandung elemen seksual, telah memicu kontroversi karena akun yang awalnya bernama “Jurnalis Spenduker” dan kemudian diubah menjadi “Nangkela,” dikelola oleh siswa-siswanya.
IW telah mengirimkan surat klarifikasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan untuk memberikan penjelasan terkait akun media sosial dan konten yang dipublikasikannya. Dalam surat tersebut, IW mengungkapkan bahwa akun tersebut bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan minat siswa.
Ia menekankan bahwa konten yang diunggah merupakan ide asli dari siswa, dan ia hanya bertindak sebagai pembina.
IW juga mengklaim bahwa akun tersebut tidak menghasilkan keuntungan finansial dari sponsor, melainkan dana yang diterima digunakan untuk kepentingan sekolah seperti perawatan peralatan dan acara-acara sekolah.
“Semua ide konten di akun ini berasal dari siswa, dan kami sebagai pembina hanya mengakomodasi. Kami juga sudah mendapatkan izin dari orang tua siswa sebelum memproduksi konten tersebut,” ujar IW dalam penjelasannya kepada Dinas Pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, menanggapi situasi ini dengan rasa penyesalan. Darma menyatakan bahwa konten dengan konotasi seksual yang dipublikasikan melalui akun tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan dan etika yang harus diterapkan di sekolah.
Ia menambahkan bahwa insiden ini akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak baik untuk guru maupun siswa.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Insiden ini akan kami jadikan bahan evaluasi untuk memastikan bahwa penggunaan media sosial di lingkungan sekolah dilakukan dengan etis dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Darma.
Ia juga menekankan perlunya pembinaan karakter dan etika berpakaian, serta penerapan UU ITE yang lebih ketat dalam konteks pendidikan.
Pantauan terakhir menunjukkan bahwa akun Instagram yang memposting konten thirst trap telah dihapus. Konten tersebut sebelumnya menampilkan siswi SMP dalam pose bergoyang dengan pakaian ketat, disertai dengan komentar yang mengandung pelecehan seksual.
Komentar