Laksda TNI (Purn) Untung Suropati: Bangsa Indonesia Pewaris Agung Nusantara

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam sarasehan bertema kebangkitan nasional dan semangat Nusantara yang berlangsung beberapa waktu lalu, Laksda TNI (Purn) Untung Suropati menegaskan, bangsa Indonesia hari ini adalah penerus langsung bangsa besar yang pernah berjaya di masa lampau, yakni bangsa Nusantara, dengan warisan gemilang dari Sriwijaya dan Majapahit.

“Secara historis dan genealogis, kita ini adalah pewaris DNA bangsa agung yang telah membentuk peradaban maritim dunia,” tegas Untung Suropati, inisiator Gerakan Kembali ke Nusantara, Selasa (6/5).

Mengutip Sir Walter Raleigh, ia mengingatkan pentingnya posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia: “Barang siapa menguasai lautan, menguasai dunia.” Hal ini ditegaskan oleh catatan Robert Dick-Read dalam The Phantom Voyagers, yang membuktikan jejak pelayaran pelaut Nusantara hingga ke Madagaskar dan pantai timur Afrika sejak abad ke-5.

Dalam presentasinya, Untung Suropati menyebut lima warisan agung Majapahit yang masih hidup dalam denyut bangsa Indonesia:

  1. Rumah besar bernama Indonesia.
  2. Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.
  3. Sesanti “Bhinneka Tunggal Ika.”
  4. Semangat persatuan dalam “Sumpah Palapa.”
  5. Moto dan simbol kenegaraan yang lestari di institusi TNI-Polri.

Ia juga merajut benang merah sejarah dari Cakrawala Mandala Dwipantara Kertanegara (1274), Sumpah Palapa Gajah Mada (1334), Sumpah Pemuda (1928), Deklarasi Juanda (1957), hingga visi Poros Maritim Dunia (2014) dan Gerakan Kembali ke Nusantara (2018).

“Kita tidak sedang menciptakan hal baru, melainkan menyambung kembali kesadaran yang pernah ada. Ini bukan romantisme sejarah, tapi panggilan zaman untuk bangkit sebagai bangsa besar,” pungkas Untung Suropati.

Sarasehan tersebut juga menghadirkan Setyo Hajar Dewantoro (Ketua Umum Pusaka Indonesia) dan Eko Nugroho (Wakil Ketua Umum). Setyo Hajar menekankan pentingnya menghidupkan kembali spiritualitas dan budaya luhur Majapahit, sementara Eko Nugroho menyoroti kekuatan finansial, intelektual, dan spiritual Majapahit yang menginspirasi kejayaan hingga ke luar wilayah Nusantara.

Acara diawali dengan pentas tari Bedhaya Wilwatikta, tembang Macapat oleh grup seni Pusaka Indonesia dan diakhiri dengan tarian Titi Kalamangsa yang dibawakan oleh Mas Guru (Setyo Hajar Dewantoro).

Komentar