Ketahanan Pangan Nasional: Palangkaraya Menuju Swasembada Pangan

JurnalPatroliNews – Palangkaraya – Palangkaraya diharapkan menjadi daerah penyangga IKN. Program pemerintah tentang Food Estate di Palangkaraya adalah inisiatif strategis untuk mengembangkan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. 

Food Estate bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan lahan yang tersedia di daerah tersebut. Food Estate di Palangkaraya memanfaatkan lahan gambut yang ada di pulau Kalimantan.

Pembukaan lahan gambut untuk usaha pertanian dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan teknologi dan bertanggung jawab lingkungan. 

Dalam program ini, pemerintah berencana untuk mengalokasikan lahan seluas 160.000 hektar di Kalimantan Tengah khususnya di Palangkaraya.

FGD Evaluasi Dampak Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional tentang lsu, tantangan, dan permasalahan perwujudan ketahanan pangan di Daerah (Pangan Lokal) di Palangkaraya, Selasa 31 Oktober 2023 bersama tim yang terdiri dari Dr. Aris Slamet Widodo dosen UMY, Puji Qomariyah dosen UWM bersama tim Utusan Khusus Presiden Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan yaitu Totok Junari,

M.Si dan Kholid Syaifullah, M.Si. FGD dihadiri oleh beberapa OPD terkait dengan Ketahanan Pangan, diantaranya Dinas Ketahanan Pangan, hortikultura dan Peternakan, DLH, Dinas perdagangan, Dinas PU dan Penataan Ruang, BPS, BRIN, Bappeda, Distan, Sekda dan akademisi dari Universitas Palangkaraya (UPR).

Puji Qomariyah Sosiolog UWM yang mengampu matakuliah Budaya Politik Pangan menjadi salah satu Tim Evaluasi Dampak Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional, menyampaikan bahwa Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan seperti padi, jagung, kedelai, tela, talas dan komoditas hortikultura lainnya di Palangkaraya. 

Dengan mengembangkan lahan gambut yang tidak produktif menjadi lahan pertanian yang subur, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan negara.

Lebih lanjut Puji yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor III menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih impor sejumlah besar komoditas pangan. Melalui Food Estate di Palangkaraya, pemerintah berharap dapat mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan dari negara lain. 

Sehingga dengan meningkatnya produksi pangan di Food Estate, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Termasuk bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani di daerah tersebut. Petani akan diberikan kesempatan untuk mengelola lahan dengan pengelolaan yang berkelanjutan dengan teknologi modern. 

Dengan pembenahan infrastruktur dan penyediaan akses pasar yang lebih baik, sehingga diharapkan petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari usaha pertanian mereka.

Namun, implementasi Food Estate di Palangkaraya juga menghadapi beberapa tantangan dan kontroversi. Beberapa keprihatinan yang disuarakan termasuk dampak lingkungan, seperti degradasi lahan gambut yang mungkin terjadi akibat penebangan dan pembukaan lahan. Melalui pengaturan dan pengawasan yang efektif, diharapkan proyek ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan menjadi contoh bagi pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Komentar