Abdul Hadi juga menjelaskan bahwa identitas agama hadir sebagai gerakan yang radikal sebagai konsekuensi dan respon terhadap kolonialisme Belanda.
Narasumber ketiga Prof. Hossein Muttagi mencoba menjelaskan sikap toleransi dan moderasi beragama dengan mengkategorikan 3 kelompok pemikir muslim. “Pertama, kelompok yang memandang bahwa agama harus menyesuaikan diri dengan kehidupan modern. Kelompok ini dikenal juga dengan kalangan modernis, seperti, Syed Ahmed. Kedua, kelompok yang cenderung kembali ke belakang. Kehidupan modern, bagi mereka, harus sesuai dengan ajaran agama. Kelompok yang memiliki cara pandang seperti ini ialah salafi. Ketiga, kelompok yang menginginkan agama sebagai solusi kehidupan modern.” Katanya.
“Jika agama tidak mampu mengambil peran itu, maka agama akan ditinggalkan. Pemikir muslim yang berada di sikap ini, yaitu Murtadha Muthahhari dan Nurcholish Madjid. Kedua tokoh ini berpegang tegung pada Islam dan Islam sebagai solusi.” Pungkasnya.
Seminar yang berlangsung selama 3 jam ini diselenggarakan secara hybrid (daring dan luring) yang dihadiri kalangan civitas akademika Universitas Paramadina dan STAI Sadra serta masyarakat umum lainnya. Para peserta sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan dan mengikuti diskusi hingga akhir seminar.
Komentar