Ketiga, melalui pemanfaatan hasil riset dan teknologi. Keempat, perlindungan dan resiliensi usaha. Strategi kelima, dengan penerapan prinsip berkelanjutan pada usaha dan melalui pengembangan kewirausahaan inklusif serta penguatan UMKM halal dan koperasi syariah.
“Sejalan dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang berkolaborasi dalam pengembangan dan penguatan UMKM maka semakin banyak dan cepat UMKM kita bisa naik kelas,” kata Yulius.
Di tempat yang sama Ketua Umum Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) Cahyadi Joko Sukmono percaya bahwa UMKM masih konsisten menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045, sektor UMKM wajib meningkatkan kontribusinya terhadap PDB nasional.
Dalam mendorong UMKM naik kelas, Cahyadi menyebutkan pentingnya peranan aggregator baik di bawah binaan pemerintah atau swasta. Menurutnya keberadaan aggregator berperan signifikan terhadap percepatan perubahan status UMKM dari informal ke formal atau dari usaha skala mikro ke kecil atau menengah.
“Solusi yang kami usulkan adalah dengan memperkuat aggregator baik itu koperasi, Pemda (pemerintah daerah) hingga peran dari pemerintah desa sehingga dapat lebih optimal dalam mendampingi pelaku UMKM,” kata Cahyadi.
Sementara itu Bupati Mimika Papua Johannes Rettob mengatakan sektor UMKM berbasis sumber daya alam di wilayahnya sangat potensial untuk dikembangkan. Namun terdapat beberapa kendala yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemda Mimika yaitu akses bahan baku yang sulit, dan tingginya biaya logistik sehingga menghambat pemasaran produk UMKM.
“Saluran pemasaran produk UMKM ke luar Pulau menjadi hambatan utama, hingga kini kami terus mencari solusi untuk memperluas jaringan pemasaran ini,” kata Johannes.
Atas permasalahan tersebut, Johannes berharap KemenKopUKM dapat membantu mencari solusi agar produk UMKM dari Mimika bisa lebih mudah dipasarkan di pasar nasional hingga pasar ekspor. Selama ini pihaknya sudah bermitra dengan swasta untuk menyelesaikan berbagai hambatan tersebut namun belum dapat berjalan dengan optimal.
“Kami berharap Kementerian Koperasi dan UKM ini dapat memberikan dorongan kepada kami. Saya optimistis dengan masa depan UMKM di Mimika, dengan dukungan dari berbagai pihak terutama dari Kementerian, Apindo, pihak swasta dan stakeholder lainnya,” kata Johannes.
Komentar