JurnalPatroliNews – Jakarta – Sebuah insiden diplomatik tak terduga terjadi antara Belgia dan Prancis. Seorang petani asal Belgia secara tidak sengaja memindahkan penanda perbatasan antara kedua negara, sehingga Belgia bertambah luas sekitar 1.000 meter persegi. Insiden ini dilaporkan oleh CNN International, Senin (16/9/2024).
Perbatasan antara Belgia dan Prancis membentang sepanjang 620 kilometer, dengan penanda batas berupa batu yang telah ada sejak 1819. Salah satu batu tersebut, yang ditempatkan sesaat sebelum Perjanjian Kortrijk, baru-baru ini ditemukan bergeser sejauh 2,29 meter.
Diduga, seorang petani dari Erquelinnes, Belgia, memindahkan batu tersebut karena merasa terganggu saat melakukan aktivitas pertanian di lahannya.
Meskipun secara teknis hal ini bisa dianggap sebagai perampasan tanah, pemerintah kedua negara menanggapinya dengan santai. David Lavaux, Wali Kota Erquelinnes, Belgia, mengatakan bahwa mereka telah mengetahui lokasi asli batu tersebut dengan pasti.
“Batu itu ditempatkan secara tepat pada tahun 1819 setelah kekalahan Napoleon, dan tahunnya tertulis di batu itu,” jelas Lavaux.
Lavaux juga menyatakan bahwa mereka segera akan menemukan petani yang memindahkan batu tersebut untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
“Kami akan mengembalikan perbatasan ke tempatnya. Tujuan kami bukan membuat Belgia lebih besar dan Prancis lebih kecil,” tambahnya.
Aurélie Welonek, Wali Kota Bousignies-sur-Roc, Prancis, yang wilayahnya sedikit terpotong akibat insiden ini, menyatakan kepercayaannya pada rekannya dari Belgia untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Jika petani tersebut tidak bersedia memindahkan batu kembali, Kementerian Luar Negeri akan turun tangan.
Insiden ini terjadi di tengah-tengah perbatasan Belgia-Prancis, dengan Erquelinnes di Belgia dan Bousignies-sur-Roc di Prancis yang masing-masing dihuni oleh kurang dari 10.000 dan 400 penduduk.
Komentar