Ratusan Artefak Sejarah dari Belanda Kembali ke Indonesia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Belanda mengembalikan sejumlah artefak jarahan ke Indonesia pada Jumat (20/9/2024). Artefak yang dikembalkan ke negara bekas koloninya itu termasuk patung Buddha batu yang berusia berabad-abad dan gelang tangan berhiaskan permata.

Sebanyak 288 artefak tersebut diserahkan dalam sebuah upacara di Museum Dunia, Amsterdam, tempat di mana artefak-artefak ini selama ini disimpan. Pengembalian ini adalah kali kedua setelah laporan pada tahun 2020 dari komite penasihat Belanda yang merekomendasikan pemulangan barang-barang berharga yang diambil selama empat abad kolonialisasi di Indonesia.

Laporan ini merupakan bagian dari upaya Belanda untuk mengakui dampak perbudakan dan penjajahan mereka di masa lalu. Eppo Bruins, Menteri Pendidikan, Budaya, dan Sains Belanda, dalam pernyataannya menyatakan bahwa barang-barang tersebut seharusnya tidak pernah ada di Belanda. “Negara ini mengembalikan benda-benda yang memang hak milik Indonesia,” ujar Bruins, Sabtu (21/9/2024), seperti yang dilansir oleh New York Times.

Restitusi ini menandakan kemajuan dalam proses pengembalian benda-benda bersejarah yang diambil oleh mantan kekuatan kolonial Eropa, yang sekarang mulai mengembalikan artefak bernilai tinggi ke negara-negara asal di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Belanda kini mengikuti definisi yang lebih luas mengenai benda-benda yang layak untuk dipulangkan, bukan hanya yang diambil secara paksa selama penjajahan, tetapi juga artefak yang diperoleh melalui cara-cara tidak sah seperti kegiatan misionaris atau penyelundupan oleh tentara kolonial.

Menurut Bruins, pada era kolonial, banyak benda berharga berpindah tangan melalui cara-cara yang tidak pantas, sering kali dijarah atau disita tanpa persetujuan.

Tahun lalu, Indonesia mengajukan permintaan kepada Komisi Koleksi Kolonial Belanda untuk pemulangan patung-patung yang diambil dari candi di Jawa Timur yang belum selesai pada abad ke-13. Klaim serupa juga diajukan atas perhiasan, senjata tradisional, dan barang-barang berharga lainnya yang dirampas pada awal abad ke-20.

Peneliti Belanda bertanggung jawab memastikan asal-usul benda-benda tersebut. Walaupun para peneliti mampu melacak jalur sejarah benda-benda ini dari kerajaan-kerajaan di Indonesia ke museum-museum di Belanda, menemukan bukti arsip sering menjadi tantangan untuk menentukan keaslian klaim.

Kini, ratusan artefak tersebut akan segera dikirim ke Museum Nasional Indonesia di Jakarta, di mana mereka akan disusun bersama koleksi lain yang sudah dipulangkan dan dipugar.

Upaya pengembalian ini sudah dilakukan Belanda selama lebih dari satu dekade, jauh sebelum pengembalian artefak menjadi kebijakan resmi pemerintah. Sebelumnya, banyak pengembalian yang didorong oleh kerjasama antara museum, bukan keputusan politik dari pemerintah.

Komentar