Tancapkan Tongkat di Atas Permukaan Tanah, Ka’bah 15 Juli, Siap- Koreksi Arah Kiblat

JurnalPatroliNews Jakarta -Posisi Matahari dilaporkan akan berada tepat di atas Ka’bah pada 15 Juli 2021. Hal ini menjadi momentum bagi umat muslim di dunia, termasuk Indonesia untuk menentukan arah kiblat.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan fenomena Matahari di atas Ka’bah akan terjadi pada pukul 9.26.42 WIB, yakni bertepatan saat tengah hari di kota Mekah, Arab Saudi.

“Fenomena ini terjadi pukul 9.26.42 waktu Saudi, atau 16.26.42 WIB/ 17.26.42 WITA/ 18.26.42 WIT, yakni saat tengah hari di Kota Mekah,” ujar Lapan lewat situs resmi.

Fenomena ini memiliki banyak sebutan, yakni Qibla Day atau hari kiblat, Istiwa’ul A’zham atau kulminasi agung Mekah dan hari meluruskan kiblat global.

Matahari di atas Ka’bah menjadi fenomena kedua kalinya setelah sebelumnya terjadi pada 27 Mei lalu. Hal ini dikarenakan sumbu rotasi Bumi yang miring 66,6 derajat terhadap orbit Bumi, sehingga mengalami pergerakan semu tahunan yang bervariasi.

Cara atur arah kiblat
Dengan adanya fenomena ini bisa dimanfaatkan untuk meluruskan arah kiblat, dengan menggunakan kulminasi agung.

Hal ini terbilang amat mudah karena tidak membutuhkan banyak peralatan untuk mengkalibrasi arah kiblat. Cara ini dianggap akurat bahkan terbilang lebih akurat ketimbang menggunakan kompas, lantaran kompas dipengaruhi medan magnet alami maupun buatan. Hal itu dapat mempengaruhi keakuratan pengukuran.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan arah kiblat menggunakan kulminasi agung.

1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya. Disarankan untuk mencari lokasi yang rata dan mendapatkan cahaya Matahari.

2. Siapkan tongkat lurus

3. Siapkan jam yang sudah dikalibrasikan yang dapat merujuk pada pengaturan waktu di resmi BMKG.

4. Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah, dan pastikan tongkat benar-benar tegak lurus 90 derajat dari tanah.

5. Tunggu hingga waktu kulminasi agung tiba, lalu bisa diamati bayangan tongkat pada waktu tersebut.

 

Selain itu ada juga cara sederhana dengan menandai ujung bayangan, kemudian tarik garis lurus dengan pusat bayangan tongkat. Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat di tempat tersebut.
Meski demikian ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mendapatkan fenomena matahari di atas Ka’bah Juli 2021. Sebagian wilayah itu di antaranya provinsi Maluku, Provinsi Papua dan Papua Barat.

Jika cuaca di lokasi Anda tidak mendapatkan cahaya Matahari pada saat kalibrasi, mengatur arah kiblat juga bisa dilakukan dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena berlangsung.

Lapan menyebut toleransi dari tingkat pengukuran kiblat itu dapat mencapai 0,5 derajat, yang merupakan setengah skala terkecil pengukuran kiblat, jika dibantu menggunakan usur derajat skala kecil 1 derajat.

Lebih lanjut Lapan menjelaskan tanggal Kulminasi Agung Mekkah ini tidak terjadi setiap tahunnya, hal ini dikarenakan gerak semu tahunan Matahari relatif berubah-ubah jika mengacu pada kalender masehi yang digunakan saat ini.

Namun begitu, tanggal fenomena ini akan dalam rentang 28-28 Mei dan 15-16 Juli sampai tahun 2071. Hal itu dipengaruhi juga oleh perubahan kemiringan sumbu Bumi, yang berfluktuasi antara 24,1 derajat pada tahun 7530 hingga 22,7 derajat pada tahun 12030 M.

Kemiringan sumbu Bumi yang semakin mengecil mengakibatkan fenomena ini akan terjadi lebih lambat pada Mei dan pada Juli dibandingkan dengan saat ini.

Bahkan ketika Solstis Juni bergeser dikarenakan presis apsidal, Kulminasi agung Mekkah juga akan mengalami pergeseran sebagaimana Soltis Juni.

(*/lk)

Komentar