Tetap Waspada Walau Kegiatan Ekonomi Indonesia Baik, Sri Mulyani: Masih Ada Ancaman Nyata

Dan bahkan 40 persen negara-negara ini, yaitu Eropa, Jerman, Italia, Inggris, Korsel, Kanada, Meksiko, Spanyol, dan Turki, sekarang PMI sudah masuk kepada level kontraksi. Artinya mayoritas melambat dan kontraktif,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (26/9/2022).

Selain itu, kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan bulan Agustus 2022 juga semakin membaik, yaitu tumbuh hingga 5,4%.

“Indonesia sampai dengan semester 1 Tahun 2022 ini, level dari GDP kita sudah 7,1% di atas level sebelum terjadinya pandemi. Ini berarti kita sudah recover dari sisi level ekonominya. Namun negara seperti Meksiko, Thailand, dan Jepang, GDP levelnya hari ini masih di bawah pre pandemi level. Artinya mereka sama sekali belum pulih,” ujarnya.

Perbaikan kinerja ekonomi Indonesia tentunya tidak lepas dari dukungan di berbagai sektor, diantaranya kinerja ekspor yang cukup impresif, sehingga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan mencapai US$5,76 miliar hingga Agustus 2022.“Export sekali lagi membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai US$27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita,” ungkap Sri Mulyani.

Kemudian, dari sisi penjualan ritel Indonesia juga tercatat cukup kuat pertumbuhannya di angka di 5,4%, indeks PMI ekspansif di angka 51,7, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 24,1%, pertumbuhan pada sektor industri sebesar 11,2%, serta pertumbuhan pada kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan, juga Mandiri Spending Indeks yang menunjukkan level optimis.

Komentar