JurnalPatroliNews – Jakarta,- Kalangan Pers Indonesia merasa kehilangan atas wafatnya Prof. Salim Said pada Sabtu (18/05/2024) malam, dan telah dimakamkan pada Minggu (19/05/2024) di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Salim Said bukan hanya dikenal sebagai wartawan senior, Salim juga dikenal sebagai akademisi ilmu politik pasca meraih gelar doktor dari Universitas Ohio Amerika Serikat pada tahun 1983 ia mengajar dibeberapa kampus di Jakarta dan memperoleh gelar profesor dari Universitas Muhamadiyah Malang (UNM) tahun 2005 setelah sejak tahun 2000 menjadi dosen Ilmu Politik di UNM.
Nama Salim Said semakin dikenal publik sejak menjadi dosen Universitas Pertahanan, walau jauh sebelumnya ia sudah mengajar di Sekolah Staf Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung, dan penampilannya di ILC TV One semakin mengokohkan kapasitas intelektualitas Salim yang juga teman dekat Karni Ilyas ketika masih bersama menjadi wartawan majalah tempo.
Diantara perwira siswa muridnya di Seskoad adalah mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Jenderal Djoko Santoso.
Ferdinand Montororing yang juga akademisi dan advokat kepada wartawan JurnalPatroliNews Mega Nur Asmawati mengatakan mengenal Salim Said saat masih remaja dan terlibat dalam dunia teater di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat tahun 1973 – 1979, Salim Said yang sering terlibat diskusi di warung kopi TIM karena juga pernah kuliah di Akademi Teater tentu tidak pernah memilih teman diskusi, di TIM bukan hanya tempat nongkrong kalangan seniman, tapi banyak juga wartawan dan aktivis seperti Ilham Bintang, Zulvan B. Lindan bahkan Rosihan Anwar saya masih jumpa di TIM pungkas Ferdinand.
Prof. Salim Said adalah intelektual langka yang pernah lahir dari negeri Indonesia, ia memahami dunia perfilman dan sebagai redaktur film Majalah Tempo Salim pernah duduk di Dewan Film Nasional, dibidang Teater juga pernah ia tekuni, namun dipenghujung kariernya Salim dikenal sebagai ilmuwan politik yang cukup produktif menulis buku.
Komentar