Warga Spanyol Marah, Gerak Sendiri Atasi Dampak Banjir Mematikan di Valencia

JurnalPatroliNews– Jakarta – Kemarahan warga Spanyol semakin memuncak akibat lambatnya respons pemerintah terhadap banjir mematikan di Valencia yang terjadi sejak Senin, 28 Oktober. Bencana ini telah mengakibatkan lebih dari 200 korban jiwa, ratusan orang hilang, dan ribuan lainnya terisolasi tanpa bantuan.

Di tengah trauma yang mendalam, solidaritas warga Spanyol justru semakin kuat. Pada Sabtu, 2 November, sekitar 15 ribu relawan berkumpul di gedung museum pusat kota, menunggu giliran untuk mengambil ember, kain pel, makanan, dan air sebelum berangkat ke daerah yang terdampak.

Mereka ingin membantu membersihkan kota dan mengevakuasi warga yang terjebak akibat lambatnya bantuan dari pihak berwenang.

Salah satu relawan, remaja 16 tahun bernama Pedro Francisco, mengaku mengantre selama empat jam untuk membantu mengevakuasi kakek kerabatnya yang meninggal akibat banjir. “Kami harus melakukan apa pun yang kami bisa,” ujarnya.

Warga lain, Oscar Martinez, yang mengantre bersama keluarga, mengungkapkan rasa marahnya. “Ini adalah tragedi yang bisa dihindari. Pemerintah seharusnya memberi kami peringatan banjir sebelumnya,” keluhnya.

Banjir yang mulai melanda sejak pekan lalu telah menghancurkan infrastruktur, termasuk jembatan, dan memutus akses listrik serta air, membuat ribuan warga terjebak tanpa makanan dan kebutuhan dasar lainnya.

Amparo Esteve, salah satu korban selamat, menceritakan pengalamannya saat banjir menerjang. “Air datang sangat cepat. Saya tiga hari tanpa listrik, tanpa air, tanpa telepon,” katanya. Dia kini tinggal bersama kakek-neneknya karena takut terjadi penjarahan.

Merespons situasi genting ini, Perdana Menteri Pedro Sanchez berjanji untuk menambah pasukan keamanan guna mempercepat bantuan.

Ia memerintahkan pengerahan 10.000 tentara dan polisi untuk menangani dampak banjir. Dalam pidato televisi, Sanchez menggambarkan banjir ini sebagai bencana alam terparah dalam sejarah modern Spanyol, dan menegaskan pentingnya kesatuan dalam menghadapi tragedi ini.

Pemerintah telah mengirim tambahan 4.000 personel militer ke Valencia dan akan mengerahkan 1.000 personel lagi.

Kapal amfibi dan armada kendaraan juga dikerahkan untuk membantu evakuasi. “Saya sadar tanggapan yang diberikan tidak cukup; kami harus memperbaikinya,” kata Sanchez.

Banjir ini disebabkan oleh hujan lebat yang dihubungkan dengan kondisi darurat iklim, dengan curah hujan setahun yang terjadi dalam beberapa jam.

Selain korban jiwa, ribuan warga masih terputus dari akses air, makanan, dan komunikasi. Peringatan cuaca oranye tetap berlaku di wilayah Valencia dan Tarragona, mengingat potensi cuaca ekstrem yang masih mengancam.

Komentar