Tambah lagi sekarang Ade Armando nyalegnya via PSI. Parpol tengil yang sekarang dipimpin bocil. Mungkin ini tambah bikin PDIP pusing tujuh keliling. Pertama karena Ade Armando sudah dianggap menyebalkan, dan kedua tambah lagi nyalegnya lewat PSI, ini sih ngeselinnya kwadrat. Ibarat bisulnya bukan di pantat sebelah kiri, tapi juga di kanan. Gimana bisa duduk tenang?
Belum tuntas benar urusannya dengan kedua tokoh besar parpol itu (Yasona dan Hasto), kini Ade Armando mesti berhadapan dengan sekelompok orang di Yogyakarta. Gegara videonya yang (katanya) menyinggung perasaan orang Yogya. Ini soal contohnya tentang politik dinasti.
Sultannya sendiri sih tampak tenang saja. Lah wong khusus untuk Yogya ada dasar undang-undangnya kok. Jadi ya secara konstitusi dibenarkan. Tapi Ade Armando juga tidak salah kok, khan dia cuma mau bilang bahwa di Indonesia ada contoh politik dinasti, di Yogya misalnya. Dan itu memang betul, konstitusional lagi.
Dinasti Politik memang biasa terjadi, dimana-mana. Yang dipermasalahkan bukanlah soal dinasti politiknya, tapi “abuse of power” (penyalahgunaan kekuasaan), penyelewengan, kesewenang-wenangan. Itu yang harus diawasi.
Apakah di PDIP tidak ada dinasti politik, atau politik dinasti? Biarlah PDIP sendiri yang menjawabnya.
Yang kita perlukan sekarang adalah orang seperti Ade Armando dan PSI berada di parlemen kita yang selama ini bisu atau gagu. Gagu soal mega-korupsi BTS misalnya.
Bayangkan ada dua bisul sekaligus (Ade Armando dan PSI). Bakal nggak bisa duduk tenang-tenang lagi itu parlemen.
Komentar